REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Saling mencintai karena Allah SWT atau bersahabat dan bersaudara dalam agamanya termasuk di antara bentuk pendekatan diri yang paling utama sekaligus buah dari akhlak mulia. Kedua-duanya merupakan akhlak terpuji.
Tentang persaudaraan dan persahabatan Allah SWT berfirman dalam QS Ali Imran ayat 103:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara”
Imam al-Ghazali melalui ikhtisar Ihya Ulumuddin menyarankan, jangan sembarangan memilih kawan, karena ketahuilah bahwa tidak semua orang layak dijadikan sebagai sahabat atau berkawan. Rasulullah SAW bersabda.
"Seseorang tergantung pada agama sahabat karibnya. Maka hendaklah salah seorang dari kalian memerhatikan pada siapa dia bersahabat dekat."
baca juga: Doa agar Terhindar dari Hawa Nafsu Duniawi yang Berlebihan
Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.