Sahijab – Masih ingat dengan episode sebelumnya, metode pendidikan yang disebutkan dalam surat Al Jumuah? Semoga kita sudah mentadabburinya.
Tahapan pendidkan yang disebutkan dalam surat Al Jumuah sering terabaikan. Pendidikan agama yang diajarkan di sekolah-sekolah lebih banyak menonjolkan aspek kognitif, atau pengetahuan. Anak-anak diajari untuk mempelajari segala hal tentang agamanya, tapi jiwanya tak disentuh, untuk merasakan manisnya iman, sehingga keimanannya menjadi kokoh dan tak mudah goyah.
Baca juga: Sejarah Metode Pendidikan Alquran
Sahabat nabi, Jundub bin Abdillah berkisah, "kami dahulu bersama nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami masih anak-anak yang mendekati baligh. Kami mempelajari iman sebelum mempelajari Alquran. Lalu, setelah itu kami mempelajari Alquran hingga bertambahlah iman kami pada Alquran. (HR Ibnu Majah)
Para sahabat Nabi yang masih belia saat itu, lebih dulu diajari iman. Mereka dibekali diri dengan iman kepada kitab Allah, iman kepada para rasul, iman kepada kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada hari akhir dan semua takdirnya, yang baik maupun yang buruk. Inilah asas akidah yang ditanamkan oleh Rasullloh.
Agama tak sebatas sebuah pengetahuan bagi mereka, tetapi menghujam dalam hati mereka, sehingga etika mereka mempelajari Alquran, imannya makin bertambah. Inilah yang sering disebut istilah, "Iman sebelum Quran".
Iman sebelum Quran, bukan berarti mengesampingkan belajar Alquran sejak dini, hanya saja belajar Alquran, dengan lebih dulu menanamkan maknanya, yang berkaitan dengan keimanan.