Sahijab – Pandemi Covid-19 yang berpanjangan tak hanya berdampak pada orang dewasa. Tapi juga ke anak-anak. Sayangnya, banyak yang luput untuk memperhatikan anak-anak yang menjadi korban pandemi.
Sejak awal, anak sudah lebih dulu jadi korban. Ketika pembatasan sosial diberlakukan, belajar tatap muka lebih dulu ditiadakan. Dampaknya, akses anak ke pendidikan jadi terabaikan. Kemampuan membeli pulsa dan mengakses internet tak dimiliki oleh banyak orang tua.
Selain itu, pemberian bantuan sosial juga lebih berorientasi ke orang dewasa. Sehingga tak banyak bantuan sosial yang diterima bisa segera dikonsumsi oleh anak-anak.
Menteri Sosial Juliari P Batubara mengatakan, selama pandemi virus Corona atau Covid-19, sering kali unsur dari anak-anak terlupakan. Juliari mencontohkan dalam penyaluran bantuanpun seringkali hanya memerhatikan kepentingan orang dewasa dan kepentingan anak seringkali tak diperhatikan.
"Saya seringkali mendapatkan masukan bahwa bantuan sosial khususnya yang berupa barang, seperti paket sembako itu sangat berorientasi ke orang dewasa. Sehingga begitu di terima oleh keluarga, yang memerlukan bantuan sosial sembako tersebut mungkin yang bisa dikonsumsi sama anak hanya berasnya saja," kata Juliari, seperti dikutip Sahijab dari VIVAnews, Selasa 16 Juni 2020.
Hal seperti ini, kata Juliari, harus menjadi bahan evaluasi bagi para pekerja sosial. Sebab unsur anak merupakan bagian penting yang juga harus diperhatikan karena anak-anak merupakan aset bangsa untuk masa yang akan datang.
Juliari juga bercerita bahwa dirinya masih memiliki dua anak kecil dan dia samgat merasakan bagaimana anak-anak butuh perhatian khusus selama masa pandemi ini. Karena anak-anak mungkin tidak begitu memahami apa yang saat ini tengah terjadi namun dapat merasakan dampaknya.