Sahijab – Kementerian Perindustrian konsisten untuk terus menumbuhkan wirausaha industri baru, dari lingkungan pondok pesantren melalui program Santripreneur. Langkah strategis ini, sejalan dengan upaya pengembangan industri kecil dan menengah atau IKM di dalam negeri, sekaligus penerapan program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Kami juga ingin mengambil peluang adanya momentum bonus demografi yang sedang dinikmati Indonesia, sehingga generasi muda kita bisa berindustri dan berkreasi dengan bekal kompetensi dan inovasi, melalui berbagai program pelatihan yang kami berikan,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di ICE BSD, Tangerang, Banten, Selasa 18 Februari 2020.
Karena itu, pada tahun ini, dimulai kembali pelaksanaan bimbingan teknis, serta fasilitasi mesin dan peralatan kepada pondok pesantren. “Program perdana tahun 2020, diikuti oleh 250 santri, terdiri dari tiga ponpes di wilayah Banten, yakn Ponpes Madinatunnajah, Ponpes Al Fathaniyah dan Ponpes Riyadlul Jannah,” ungkap Gati.
Menurut Dirjen IKMA, ketiga ponpes itu telah mengajukan proposal sesuai kebutuhannya masing-masing, seperti program Bimtek Wirausaha IKM Pengolahan Roti untuk Ponpes Maditunnajah dan Ponpes Al Fathaniyah, serta Bimtek dan Fasilitasi Mesin/ Peralatan Perbengkelan Roda Dua di Ponpes Riyadlul Jannah.
“Kami terus menjalankan pogram ini, untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren dan menumbuh kembangkan semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun alumni santri,” jelasnya.
Bahkan, dalam kegiatan bimtek tersebut, dihadirkan narasumber dari Amazon Web Service (AWS) dan IdEA yang memberikan wawasan tentang perkembangan cloud computing dan digital marketing, yang merupakan bagian dari penopang teknologi industri 4.0.
“Di era teknologi informasi saat ini, cloud computing telah tersedia di sekitar kita. Kami berharap, awareness kita untuk memanfaatkan berbagai fitur dari cloud computing tersebut dapat membawa keuntungan,” paparnya.