REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Salah satu ulama pejuang yang turut memberikan kontribusi untuk kemerdekaan negeri ini adalah KH Ahmad Fauzan dari Jepara. Jasa-jasanya tidak hanya dilakukan secara fisik, tapi juga melalui melalui pemikiran di bidang keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Sebagai apresiasi, namanya pun diabadikan sebagai nama salah satu jalan di Jepara.
Di dalam jurnal Indonesian Historical Studies (IHiS) dijelaskan, Kiai Ahmad Fauzan (1905-1972) merupakan satu di antara ulama yang memiliki jasa besar dalam pemberdayaan masyarakat. Ia merupakan salah seorang ulama kharismatik di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Ulama pantura ini dilahirkan di dukuh Penggung, Gemiring Lor, Kecamatan Nalumsari, Jepara pada 1905. Ia adalah putra keempat dari lima bersaudara yang terlahir dari pasangan Haji Abdurrasul dengan Nyai Thohiroh.
Nama Kiai Ahmad Fauzan semakin banyak diperbincangkan ketika tentara Jepang tiba di Jepara pada 1942. Sebagai ulama, ia pun mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah Jepang. Ia bahkan sempat ditangkap polisi militer Jepang (kenpeitai) dan dimasukkan ke dalam penjara karena dituduh sebagai provokator. Namun, tuduhan tersebut tidak terbukti, sehingga Kiai Fauzan dibebaskan.
Kiai Fauzan adalah ulama yang gigih dalam menentang dan mengusir penjajah serta mempertahankan kemerdekaan. Pada tahun 1945, suatu peristiwa yang menggemparkan kemudian terjadi di wilayah Pati. Para kiai pun berkumpul dan bermusyawarah agar tentara Jepang segera menyerah.
Di dalam musyawarah tersebut, secara aklamasi para ulama menyepakati Kiai Fauzan untuk memimpin penyerangan melawan tentara Jepang. Dengan kerja sama semua elemen masyarakat, serta dukungan penuh dari para ulama yang menggerakkan para santri, akhirnya pasukan Jepang pun menyerah.
Kiai Fauzan juga dikenal sangat aktif bergerilya dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. Berbagai perlawanan dilakukan untuk menghadang Belanda sampai di Jepara. Diantaranya, Kiai Fasuzan memberikan doa-doa untuk bambu runcing di halaman masjid Darussalam Saripan Jepara, sehingga para pejuang pun tambah berani untuk melawan penjajah.
Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.