Sahijab – Wali Songo sudah dikenal oleh masyarakat khususnya untuk yang tinggal di wilayah Jawa. Mereka berjumlah sembilan orang dan berperan sebagai penyebar agama Islam di wilayah tersebut. Kesembilan wali tersebut tinggal di beberapa daerah yang terletak di sekitar pantai utara Jawa.
Mereka terkenal sangat gigih menyebarkan agama Islam pada abad ke 14 dan terkenal dengan cepat karena sering berdakwah tanpa memaksa harus masuk ke dalam agama Islam. Sebagian besar Wali Songo ini sangat mudah beradaptasi supaya penyampaiannya diterima masyarakat.
Namun, Wali Songo lebih terkenal dengan sebutan gelarnya sebagai seorang Sunan ketimbang nama asli mereka. Dalam budaya Jawa sendiri, Sunan merupakan singkatan dari susuhunan atau dengan kata lain adalah orang yang diagungkan atau dihormati karena kedudukan dan jasanya terhadap masyarakat. Nah, berikut ulasan mengenai kisah Wali Songo dari Nu Online.
Baca Juga: Khalid bin Walid Jadi Inspirasi Hero Mobile Legend
Maulana Malik Ibrahim adalah nama asli dari Sunan Gresik. Ia dianggap sebagai orang pertama yang menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa. Sunan Gresik pertama kali datang ke desa Sembolo yang sekarang dikenal dengan Desa Larena di kecamatan Manyar, sekitar 9 km dari utara kota Gresik.
Ia memulai strategi dakwah dengan berdagang yang kemudian dilanjutkan dengan pendekatan melalui politik. Sunan Gresik lalu membuat hubungan dengan penguasa. Ia juga berhasil mendirikan pesantren dan masjid guna menyebarkan agama Islam.
Kehadiran Sunan Gresik tersebut menjadi sebuah kontroversi. Karena terdapat perbedaan antara pandangan masyarakat dengan fakta sejarah. Keberadaannya tidak diakui secara akademis, tapi masih berkembang sebagai kepercayaan masyarakat.
Sunan Ampel atau dengan nama asli Raden Rahmat adalah seorang Wali Songo yang lahir tahun 1401. Dakwah Sunan Ampel berada di sekitar Surabaya. Ia juga mempunyai pesantren dengan nama Ampeldenta yang berada di daerah Denta, Kota Surabaya.
Ia memakai strategi dakwah dengan cara mendidik para juru dakwah dan dai. Setelah itu, Sunan Ampel kemudian menikahkan banyak juru dakwah dengan putra putri para penguasa yang berada di bawah Kerajaan Majapahit.
Ja’far Shadiq atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Kudus adalah seorang Wali yang lahir sekitar tahun 1400. Wilayah dakwah dari Sunan Kudus berada di Kudus, Jawa Tengah. Ia sangat terkenal dengan menegakkan ajaran syariat Islam.
Pada masanya, Sunan Kudus sangat dikenal sebagai eksekutor Ki Ageng Pengging dan Syaikh Siti Jenas. Ia memakai strategi dakwah untuk menyebarluaskan agama Islam dengan cara mendekati masyarakat lewat kebutuhan mereka. Sunan Kudus mengajarkan alat-alat pertukangan, membuat keris pusaka, kerajinan emas, dan lainnya.
Nama asli dari Sunan Giri adalah Muhammad Ainul Yakin yang lahir pada tahun 1442. Orang tua Sunan Giri bernama Syaikh Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu, putri Menak Sembuyu adalah seorang penguasa di wilayah Balambangan yang berada di ujung Kerajaan Majapahit.
Ia dikenal sebagai seorang raja yang religius dan guru suci. Sunan Giri sangat berperan penting pada pengembangan dakwah di wilayah Nusantara. Strategi dakwah yang terkenal dari Sunan Giri adalah dengan memanfaatkan perniagaan, pendidikan, dan juga kekuasaan.
Dengan cara demikian, pengaruh dari Sunan Giri telah mencapai beberapa wilayah Banjar, Martapura, Pasir, Kutai, Nusa Tenggara dan Maluku.
Pemilik nama Asli Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati ini lahir di Kairo, Mesir pada tahun 1448. Di tanah kelahirannya, Sunan Gunung Djati merupakan seorang Sultan Hud dan telah menjadi seorang pangeran untuk penerus raja Mesir yang menggantikan sang ayah.
Namun, ia menolak dan memutuskan untuk menyebarluaskan ajaran agama Islam di wilayah Jawa dengan sang ibu. Strategi yang dipakai oleh Sunan Gunung Djati adalah dengan memperkuat kedudukan politik. Ia menjalin hubungan dengan tokoh di wilayah Cirebon, Banten, dan Demak.
Raden Said atau yang lebih terkenal dengan sebutan Sunan Kalijaga merupakan seorang Wali yang lahir pada tahun 1450 di Tuban. Ayah Sunan Kalijaga bernama Tumenggung Wilatika yang menjabat sebagai seorang Bupati Tuban.
Strategi dakwah yang dipakai oleh Sunan Kalijaga adalah dengan seni dan budaya. Sunan Kalijaga sangat cakap dalam ilmu pedalangan, membuat bentuk wayang, dan lakon carangan.
Sunan Muria adalah seorang putra dari Sunan Kalijaga yang bernama asli Raden Umar Said atau Raden Said yang sangat memperoleh darah seni dari sang ayah. Sunan Muria lahir pad atahun 1450 yang dianggap sebagai sunan termuda diantara para Wali Songo yang lain.
Ketika menyebarkan agama Islam, ia melestarikan seni gamelan dan juga boneka yang digunakan untuk sarana berdakwah. Sunan Muria jga menciptakan berbagai lagu dan tembang yang mempraktikan ajaran agama Islam.
Pemilik nama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim ini lahir sekitar tahun 1465 dan dikenal sebagai Wali Songo yang bernama Sunan Bonang. Sunan Bonang merupakan seorang putra dari pasangan Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila.
Julukan Sunan Bonang sendiri berasal dari salah satu desa yang berada di kabupaten Rembang, yakni desa Bonang. Ia dikenal sangat pandai dalam ilmu fikih, ushuluddin, tasawuf, sastra, seni, arsitektur, dan lainnya.
Wilayah dakwah dari Sunan Bonang ini berada di daerah Kediri. Di daerah tersebut, ia mengajarkan agama Islam melalui dunia pewayangan, sastra, dan tembang. Karya terkenal dari Sunan Bonang adalah Suluk Wujil.
Sunan Drajat mempunyai nama asli Raden Qasim atau Syarifuddin. Sunan Bonang lahir sekitar tahun 1470 dari pasangan Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Wilayah dakwah dari Sunan Bonang ini berada di Paciran, Lamongan.
Strategi dakwah yang dipakai oleh Sunan Bonang adalah pendidikan akhlak untuk masyarakat. Di daerah tersebut, ia mendidik masyarakat untuk memperhatikan kaum miskin. Ia juga sangat menjunjung tinggi kesejahteraan umat dan dikenal juga dengan pengajaran teknik membuat rumah dan tandu.