Studi terbaru menunjukkan bahwa cuaca ekstrem akibat perubahan iklim memiliki dampak serius terhadap kesehatan reproduksi remaja di Kenya, terutama pada perempuan berusia 10 hingga 14 tahun.
Perubahan iklim semakin diakui sebagai salah satu tantangan terbesar bagi kesehatan manusia di abad ke-21. Dampaknya tidak hanya terbatas pada meningkatnya suhu global, naiknya permukaan laut, dan bencana alam yang lebih sering terjadi, tetapi juga merambah ke berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan fisik dan mental masyarakat.
Cuaca ekstrem, seperti kekeringan berkepanjangan atau banjir besar, dapat merusak infrastruktur kesehatan, mengganggu distribusi pangan, serta mempersulit akses terhadap air bersih dan sanitasi. Dampak ini tidak dirasakan secara merata; kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, perempuan, dan masyarakat berpenghasilan rendah lebih berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan akibat krisis iklim.
Penyakit yang ditularkan melalui air dan udara, seperti malaria, diare, dan infeksi saluran pernapasan, cenderung meningkat di wilayah-wilayah dengan sanitasi buruk dan layanan kesehatan yang terbatas. Selain itu, tekanan ekonomi dan lingkungan yang diakibatkan oleh perubahan iklim juga dapat memicu stres kronis serta gangguan kesehatan mental, terutama pada komunitas yang kehilangan sumber penghidupan.
Cuaca ekstrem dan kerentanan sosial menjadi isu penting dalam konteks kesehatan reproduksi remaja di Kenya. Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal BMJ Global Health pada awal Mei menunjukkan dampak serius cuaca ekstrem terhadap kesehatan reproduksi remaja perempuan, terutama mereka yang berusia antara 10 hingga 14 tahun.
Studi ini melibatkan 297 partisipan dari enam wilayah di Kenya yang terdampak langsung oleh perubahan iklim, yakni Mathare, Kisumu, Isiolo, Naivasha, Kilifi, dan Kalobeyei Refugee Settlement. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cuaca ekstrem seperti kekeringan dan banjir telah menyebabkan gangguan akses ke layanan kesehatan reproduksi, peningkatan risiko kehamilan usia dini, dan penyebaran penyakit menular.
Untuk mengatasi dampak negatif cuaca ekstrem terhadap kesehatan reproduksi remaja, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
Cuaca ekstrem akibat perubahan iklim telah membawa tantangan baru bagi kesehatan reproduksi remaja di Kenya. Melalui penelitian dan upaya pencegahan yang tepat, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif ini dan meningkatkan kualitas hidup generasi muda.