Sahijab – China melobi WHO agar vaksin COVID-19 yang mereka produksi bisa dikembangkan untuk penggunaan internasional. Saat ini vaksin tersebut telah diproduksi secara lokal oleh pemerintah China.
Hal tersebut disampaikan oleh Socorro Escalate, koordinator WHO untuk obat-obatan esensial dan teknologi kesehatan di kawasan Pasifik Barat. Melalui konferensi pers, yang digelar secara online, Escalate mengatakan bahwa China telah mengadakan diskusi awal dengan WHO untuk memasukkan vaksinnya ke dalam daftar untuk penggunaan darurat mengatasi virus Corona.
Prosedur pencatatan penggunaan darurat WHO memungkinkan penilaian terhadap vaksin dan perawatan yang tidak berlisensi untuk mempercepat ketersediaannya dalam keadaan darurat demi kesehatan masyarakat. Ini akan membantu negara-negara anggota WHO dan badan pengadaan PBB untuk menentukan penerimaan vaksin.
"Secara potensial melalui daftar penggunaan darurat ini kualitas dan keamanan vaksin ini dan kemanjuran dapat dinilai, dan kemudian ini dapat disediakan untuk pemegang lisensi kami," kata Escalante, seperti dikutip Sahijab dari Channel News Asia, Selasa, 6 Oktober 2020.
Baca juga: Satgas: COVID-19 Bukan Kutukan, Jangan Kucilkan Pasien Positif
Saat ini, ratusan ribu pekerja esensial dan kelompok lain yang dianggap berisiko tinggi di China telah diberi vaksin untuk menghentikan penyebaran virus Corona. Vaksin tersebut dikembangkan secara lokal meskipun uji klinisnya belum sepenuhnya selesai. Uji klinis yang belum selesai ini menyebabkan kekhawatiran keamanan di antara para ahli.
China memiliki setidaknya empat vaksin eksperimental dalam tahap akhir uji klinis - dua dikembangkan oleh China National Biotec Group (CNBG) yang didukung negara, dan dua sisanya masing-masing dari Sinovac Biotech dan CanSino Biologics.