Lembaga litbang Kemenperin yang juga memproduksi memproduksi hand sanitizer adalah Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Palembang. Kepala Baristand Industri Palembang, Syamdian mengatakan, unit kerjanya memproduksi sekitar 40 liter produk tersebut untuk digunakan sebagai sarana menjaga kebersihan di lingkungan kerja.
“Rencananya akan dibagikan ke area publik sekitar balai, yaitu masjid, kantor pos, kantor kelurahan, kantor kecamatan, dan sekolah,” ujarnya.
Selain unit litbang, unit pendidikan di Kemenperin juga memproduksi hand sanitizer. Salah satunya adalah Politeknik ATI Padang di Sumatera Barat. “Dalam proses pembuatan hand sanitizer, kami melakukan di laboratorium terintegrasi dengen teaching factory, Program studi Teknik Kimia Bahan Nabati,” kata Direktur Politeknik ATI Padang, Ester Edwar.
Menurut Ester, pihaknya membuat hand sanitizer sendiri lantaran, sempat terjadi kelangkaan di pasaran. Dalam proses pembuatannya, Politeknik ATI Padang telah memperhatikan prosedur dan standar yang berlaku bagi kesehatan dan keselamatan.
Ester mengungkapkan, kampus di bawah binaan Kemenperin ini sudah memproduksi sebanyak 1.700 botol hand sanitizer. Cairan pembersih tangan tersebut saat ini digunakan di lingkup Politeknik ATI Padang dan tidak untuk diperjualbelikan. “Semoga produksi kami ini bisa bermanfaat,” ujarnya.
Penggunaan hand sanitizer, dinilai mampu menonaktifkan mikroorganisme yang menempel di tangan, dan pemanfaatannya juga disarankan ketika tidak bisa menjangkau air dan sabun.
Apalagi, penyakit Covid-19 saat ini sudah menjadi pandemi global, sehingga membuat banyak orang melakukan tindakan preventif. Salah satu cara untuk mencegah penularan virus Corona adalah menjaga kebersihan, seperti rajin mencuci tangan dengan air dan sabun.