REPUBLIKA.CO.ID, -- Hubungan antara Ali dan Utsman begitu erat. Bahkan, tidak ada yang melandasi kedekatan mereka selain semangat keimanan, kecintaan, ketakwaan, dan kedekatan nasab. Keduanya sama-sama menantu Rasulullah. Ini keistimewaan yang hanya dimiliki mereka berdua.
Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, beberapa referensi Syiah menyebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib pernah berkata kepada Utsman bin Affan:
"Wahai Utsman, engkau harus menegakkan lebih daripada apa yang telah dilakukan Ibnu Quhafah (Abu Bakar) dan Ibnul Khathab (Umar). Sebab, engkau adalah kerabat Rasulullah, dan karena itu engkau lebih dekat dengan beliau daripada keduanya. Betapa tidak? Engkau adalah menantu beliau sedangkan keduanya tidak demikian" (Nahjul Balaghah, Biharul Anwar al-Majlisi, al-Ghadir).
Dalam khazanah Ahlus Sunnah, diyakini bahwa setelah Abdurrahman bin Auf mengumumkan keputusan Dewan Syura tentang khalifah pengganti Umar, Ali menerima dan mematuhinya sepenuh hati. Dia tidak menentangnya, sama sekali. Demikian pula al-Hasan dan al-Husain, mereka menerima hasil Syura tersebut, seperti halnya sang ayah, dan setia menjaga baiat ini hingga Utsman terbunuh.
Ali sendiri sering memuji kebaikan Utsman di hadapan Orang lain, seperti dikutip oleh Nazzal bin Sabrah al-Hilali:
Suatu ketika, setelah Ali menjadi khalifah, kami bertanya: "Wahai Amirul Mukminin, apa pendapatmu tentang Utsman bin Affan?"
Ali dengan yakin menjelaskan: "Di kalangan al-Mala-ul a"la (para Malaikat), Utsman dikenal dengan julukan Dzun Nurain, pemilik dua cahaya. Hal itu karena dia adalah menantu Rasulullah, dia menikahi dua putri beliau. Dan, beliau menjamin menantunya itu akan mendapatkan rumah di Surga" (Tarikh Dimasyq).
Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.