Sahijab – Laporan baru UNICEF yang didasarkan pada diskusi kelompok terpumpun dengan anak-anak dan remaja di empat negara Asia Timur mengeksplorasi bagaimana mereka menggunakan media sosial dan bagaimana mereka menjaga keamanan mereka di dunia daring.
UNICEF memaparkan laporan terbaru mereka soal anak-anak yang memiliki dan menggunakan media sosial. Menurut laporan
Laporan berjudul Our Lives Online: Use of Social Media by Children and Adolescents in East Asia – opportunities, risks and harms (Hidup Kita di Dunia Daring: Penggunaan Media Sosial oleh Anak-anak dan Remaja di Asia Timur - peluang, risiko dan bahaya), ”diterbitkan oleh UNICEF bersama Centre for Justice and Crime Prevention (Pusat Keadilan dan Pencegahan Kejahatan).
Laporan ini mengumpulkan pandangan dan pengalaman anak-anak berusia 11 hingga 18 tahun di Indonesia, Kamboja, Malaysia, dan Thailand. Laporan ini juga menangkap perspektif anak-anak yang biasanya tidak tercakup dalam jenis studi ini – yaitu keluarga berpenghasilan rendah, anak-anak yang terpinggirkan, anak-anak dengan disabilitas, anak-anak yang hidup di jalanan dan anak-anak pengungsi.
Temuan ini menyoroti beberapa risiko yang dihadapi anak-anak dan remaja online. Dalam kelompok terpumpun, anak laki-laki dan perempuan melaporkan pernah dikirimi dan dimintai foto-foto eksplisit. Dua dari lima anak dalam kelompok terpumpun melaporkan memiliki pengalaman buruk yang tidak ingin mereka ceritakan kepada siapa pun, dan lebih dari setengahnya mengatakan mereka sudah pernah bertemu dengan orang yang mereka kenal secara online, sebagian besar pertemuan itu didasarkan pada harapan untuk menjalin hubungan romantis.
Dalam diskusi itu juga anak-anak dan remaja mengatakan bahwa kadang-kadang mereka menerima chat dan friend request dari orang asing, terutama dari orang-orang yang mengaku sebagai perempuan, karena perempuan lebih sering tidak dianggap sebagai “orang asing” dalam konteks online.
Pada saat yang sama, penelitian menemukan bahwa anak-anak di Asia Timur mengadopsi strategi serupa dengan apa yang dilakukan di seluruh dunia untuk melindungi diri mereka sendiri secara online: yaitu membuat akun dan profil mereka menjadi private dan memblokir kiriman pesan dan gambar yang tidak diminta (unsolicited) dari orang asing yang membuat mereka merasa tidak nyaman.