NU melakukan penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H menggunakan metode rukyat terlebih dahulu pada maghrib Kamis, 29 Ramadhan 1444 H/20 April 2023.
Setelah dilakukan rukyat, maka tanggal 1 Syawal 1444 H baru bisa di-itsbat (ditetapkan). Bila saat rukyat hilal terlihat, maka 1 Syawal 1444 H akan ditetapkan Jumat, 21 April 2023. Jika hilal tidak terlihat maka 1 Syawal 1444 H akan ditetapkan Sabtu, 22 April 2023.
Namun, NU kini telah mengadopsi kriteria baru MABIMS (Neo MABIMS), yaitu tinggi hilal minimal 3 derajat dan jarak elongasi minimal 6,4 derajat. Kriteria ini selain digunakan oleh NU untuk menyusun kalender hijriah juga digunakan untuk menolak kesaksian di bawah kriteria tersebut.
Jika Kamis, 29 Ramadhan 1444 H/20 April 2023 ada yang mengaku melihat hilal, maka akan ditolak. Sebab, belum memenuhi kriteria imkan rukyat Neo MABIMS. Dengan demikian, kemungkinan besar yang berpaham rukyat seperti NU akan menetapkan 1 Syawal 1444 H bertepatan dengan Sabtu, 22 April 2023.
Sementara Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal berdasarkan dua parameter, yaitu saat Maghrib tanggal 29 bulan hijriah. Pertama telah terjadi ijtimak dan kedua posisi hilal sudah ada di atas ufuk lebih dari 0 derajat, maka mulai maghrib malam tersebut sudah masuk tanggal 1 bulan baru hijriah.