Popularitas boneka-boneka ini semakin meningkat setelah dilihat dibawa oleh selebritas kelas dunia, termasuk Lisa BLACKPINK. Namun, popularitas ini juga menimbulkan kekacauan di beberapa toko Pop Mart di luar negeri. Antrean panjang bahkan menyebabkan keributan, sehingga Pop Mart mengumumkan melalui Instagram bahwa mereka menghentikan sementara penjualan seri The Monsters, termasuk Labubu, di semua toko di Inggris karena masalah keamanan.
Labubu adalah karakter monster berbulu dengan telinga runcing dan gigi tajam, yang dirancang oleh desainer asal Hong Kong, Lung Ka-sing. Sementara Molly, dirancang oleh seniman Hong Kong, adalah figur gadis muda bergaya kartun dengan mata zamrud besar.
Ketua Eksekutif Guangdong Society of Reform, Peng Peng, mengatakan bahwa harga tinggi boneka-boneka ini dipicu oleh sensasi media dan popularitas global. "Konsumen dan pelaku usaha di China tentu tak ingin melewatkan peluang bisnis seperti ini," ujarnya. Meskipun demikian, popularitas mainan ini juga menimbulkan kekacauan.
Peng Peng menambahkan bahwa penyelundupan boneka-boneka ini sulit dicegah, meskipun secara hukum diperbolehkan dibawa dalam jumlah kecil untuk koleksi pribadi atau hadiah. "Menumpas penyelundupan itu memang sulit, tapi tetap bisa efektif selama ada konsistensi, seperti dalam pemberantasan penipuan daring di China," ujarnya.
Namun, menurut pengacara asal Hong Kong, Joe Simone, tindakan hukum atas kasus ini kemungkinan tidak akan diperluas. Sebagian besar hanya berujung pada denda administratif karena pelaporan barang dagangan yang tidak akurat. "Otoritas bea cukai hanya bisa menangkap sebagian kecil. Seberapa sering juga bea cukai benar-benar memeriksa seluruh koper Anda?" katanya.
Pop Mart, yang berdiri pada 2010, kini memiliki lebih dari 500 toko di lebih dari 30 negara dan wilayah. Boneka-boneka edisi terbatas mereka sering dijual kembali dengan harga tinggi, menunjukkan daya tarik dan nilai investasi yang signifikan bagi para kolektor dan pedagang.