_Penemuan Candi Borobudur pada tahun 1813 ternyata bukan dilakukan oleh orang Indonesia, melainkan oleh seorang keturunan Tionghoa dan Letnan Gubernur Jawa, Thomas Stamford Raffles._
Pada tahun 2025, Presiden Prancis Emmanuel Macron berencana mengunjungi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, bersama Presiden Indonesia Prabowo Subianto. Keajaiban dunia ini telah menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia. Namun, sedikit orang yang tahu bahwa penemuan kembali Candi Borobudur tidak dilakukan oleh orang Indonesia, melainkan oleh orang asing.
Candi Borobudur dibangun antara tahun 750-850 Masehi oleh Dinasti Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno. Namun, seiring berjalannya waktu, candi ini menjadi terlantar. Banyak bagian candi tertimbun tanah dan ditutupi rerumputan liar. Kondisinya jauh dari kemegahan yang kita lihat saat ini, terutama setelah berkali-kali terdampak bencana alam.
Situasi ini berlangsung selama berabad-abad hingga akhirnya keberadaan candi mulai menarik perhatian kembali. Informasi awal tentang keberadaan Candi Borobudur datang dari Tan Jin Sing, seorang keturunan Tionghoa yang menjadi Bupati Yogyakarta. Pada tahun 1813, Tan Jin Sing bertemu dengan Letnan Gubernur Jawa, Thomas Stamford Raffles, dan memberikan informasi bahwa mandornya di Desa Bumisegoro melihat candi besar.
Raffles, yang memiliki minat besar terhadap candi-candi kuno, menyambut informasi ini dengan antusias. Ia segera memerintahkan Tan Jin Sing untuk pergi ke lokasi bersama warga lokal. Ketika mereka tiba di lokasi, mereka menemukan monumen kuno yang ditutupi semak belukar dan tertimbun tanah. Warga lokal yang menemani Tan Jin Sing menginformasikan bahwa nama candi tersebut adalah Borobudur.
Setelah penemuan ini, Raffles memerintahkan tim untuk melakukan pemugaran besar-besaran. Tim ini dipimpin oleh arkeolog Belanda, Christian Cornelius, yang memiliki pengalaman luas dalam pemugaran candi-candi di Jawa. Tim yang terdiri dari Tan Jin Sing, Cornelius, dan sekitar 200 warga lokal segera memulai pekerjaan. Mereka membabat rumput liar dan menggali timbunan tanah secara perlahan.
Setelah dua minggu bekerja, kemegahan Candi Borobudur yang sempat terbengkalai akhirnya terungkap. Cornelius menulis detail deskripsi candi tersebut dan melaporkannya kepada Raffles di Batavia. Dari sinilah, Candi Borobudur yang sempat terlupakan kembali mendapat perhatian, terutama dari para ahli dan peneliti Eropa.
Setelah Inggris meninggalkan Jawa pada tahun 1816, pemerintah kolonial Belanda turut berperan dalam upaya mengungkap misteri Candi Borobudur. Melalui perjalanan panjang penggalian dan pemugaran, hasilnya kini dapat dinikmati dan disaksikan oleh dunia, termasuk oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Meskipun Tan Jin Sing, Raffles, dan Cornelius bukan orang pertama yang menemukan Candi Borobudur, mereka merupakan sosok penting yang membuat candi ini kembali mendapat perhatian dan penghargaan internasional. Kemegahan Candi Borobudur yang akan disaksikan Macron dan Prabowo adalah bukti nyata dari perjuangan panjang dalam melestarikan warisan budaya yang luar biasa.