Film pembuka festival adalah "Circusboy – Zirkuskind" (Jerman, 2025, 85 menit), sebuah doku-drama anak-anak yang kocak sekaligus menyentuh, karya Julia Lemke dan Anna Koch. Sedangkan film penutup adalah "The Boy with Pink Pants – Il Ragazzo dai Pantaloni Rosa" (Italia, 2024, 114 menit), karya sineas Margherita Ferri, yang didasari kisah nyata Andrea Spezzacatena, remaja 15 tahun yang menjadi korban perundungan di sekolahnya.
"Kami bangga dapat menghadirkan film-film pilihan, merayakan narasi Eropa yang beragam sekaligus menjembatani hubungan sektor film Eropa dan Indonesia sehingga makin kuat," tambah Denis Chaibi.
Europe on Screen 2025 makin istimewa karena menyajikan film-film pilihan yang berani dan inklusif. Lebih dari 50 persen film yang ditayangkan disutradarai oleh perempuan, sebagian besar merupakan debut atau karya perdana sang sineas. Ko-Direktur Festival EoS 2025, Meninaputri Wismurti, menjelaskan bahwa kurasi ini bukan tanpa alasan.
"Sekitar 30 dari 55 film Eropa yang terseleksi dalam Europe on Screen 2025 disutradarai oleh perempuan. Ini mencerminkan keragaman dan dinamika sinema Eropa saat ini, sekaligus menjadi representasi penting dalam dunia perfilman global," urai Meninaputri Wismurti.
Festival ini tidak hanya menawarkan pengalaman menonton film yang memukau, tetapi juga menjadi platform dinamis bagi sineas perempuan untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Europe on Screen 2025 berkomitmen untuk mendukung suara-suara yang kurang terwakili dan memperkuat hubungan antara sektor film Eropa dan Indonesia.