Sahijab – Dajjal adalah salah satu manusia yang ditangguhkan ajalnya hingga menjelang hari akhir. Nama lengkapnya Al-Masih Ad-Dajjal, dia membawa fitnah yang besar untuk umat akhir zaman, yang mana itu adalah fitnah terbesar dari mulai Nabi Adam AS diturunkan ke bumi sampai hari kiamat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk membaca awal-awal surat Al Kahfi, agar terlindung dari fitnah Dajjal. Dan, yang lebih sempurna adalah menghafal seluruh ayat dari surat tersebut.
Baca juga: Hadits Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi
Seperti dikutip Sahijab dari channel Youtube Marsha TV, di mana ditampilkan bacaan surat Al Kahfi 10 Ayat pertama dan 10 ayat terakhir oleh Syeikh Abdurrahman Al-Ausy, berikut keutamaannya:
Dari Abu Darda’, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al Kahfi, maka ia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal” (HR. Muslim no. 809).
Dari An Nawas bin Sam’an, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa di antara kalian mendapati zamannya Dajjal, bacalah awal-awal surat Al Kahfi” (HR. Muslim no. 2937).
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “(Kenapa yang dianjurkan untuk dibaca adalah surat Al Kahfi?) Karena di awal surat tersebut terdapat ayat-ayat yang menakjubkan.
Siapa yang mau merenungkannya, niscaya ia akan terlindungi dari fitnah Dajjal. Sebagaimana pula dalam akhir-akhir ayat surat tersebut, Allah Ta’ala berfirman,
“Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil (hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku?)” (QS. Al Kahfi: 102)” (Syarh Shahih Muslim, 6: 93).
Sementara itu, seperti dikutip Sahijab dari Litequran, berikut 10 ayat pertama surat Al-Kahfi, lengkap dengan latin dan artinya:
al-ḥamdu lillāhillażī anzala 'alā 'abdihil-kitāba wa lam yaj'al lahụ 'iwajā
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok;
qayyimal liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu`minīnallażīna ya'malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanā
Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik,
mākiṡīna fīhi abadā
Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
wa yunżirallażīna qāluttakhażallāhu waladā
Dan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, “Allah mengambil seorang anak.”
mā lahum bihī min 'ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqụlụna illā każibā
Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka.
fa la'allaka bākhi'un nafsaka 'alā āṡārihim il lam yu`minụ bihāżal-ḥadīṡi asafā
Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an).
innā ja'alnā mā 'alal-arḍi zīnatal lahā linabluwahum ayyuhum aḥsanu 'amalā
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.
wa innā lajā'ilụna mā 'alaihā ṣa'īdan juruzā
Dan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah yang tandus lagi kering.
am ḥasibta anna aṣ-ḥābal-kahfi war-raqīmi kānụ min āyātinā 'ajabā
Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?
iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā
(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”
Baca juga: Keutamaan Surat Al-Kahfi di Hari Jumat