Sahijab – Menerima ketetapan Allah SWT sering kali tak mudah. Tapi sebagai umat yang percaya pada campur tangan Allah SWT dalam hidup yang kita jalani, maka berserah dan yakin pada ketetapanNya adalah hal seharusnya kita terima.
Seringkali kita mendapat kalimat, "ikhlaskan saja," sebagai permintaan untuk menerima ketetapanNYa. Tapi sesungguhnya tak mudah melaksanakan kalimat itu. Maka, keyakinan bahwa Allah SWT adalah sebaik-baik perencana dan pembuat ketetapan, perlu selalu kita ingat dan yakini.
Setiap kali menunaikan sholat, maka ada doa iftitah yang kita baca dan itulah sejatinya keikhlasan. "Inna sholati wa nusuki wamahyaya wamamati lillahirobbil'alamin."
Artinya "sesungguhnya sholatku, pengorbananku, hidupku, dan matiku adalah untuk Allah penguasa semesta.”
Baca juga: Doa Memohon Kebaikan Sepanjang Hari
Jadi, ikhlas ialah “mengerjakan segala sesuatu “lillah” atau karena Allah SWT," termasuk menerima segala ketetapanNYa yang terjadi dalam hidup kita.
Ibnu Qayyim rahimahullah mengibaratkan ikhlas sebagai ruh atau nyawa. Sedangkan jasadnya adalah amal perbuatan yang baik. Sebagai ruh, maka ikhlas akan selalu ada dan tak pernah mati. Jasad akan menjalankan apa yang sudah ada pada ruh tersebut.
Rasulullah Muhammad SAW sebagai manusia juga menyadari, ikhlas bukan hal yang mudah dilakukan. Itu sebabnya beliau selalu memanjatkan doa agar senantiasa menjadi pribadi yang ikhlas.
Doa yang sering beliau panjatkan adalah doa ini:
اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ
Allahumma inni a’udzubika an usryrika bika wa ana a’lam wa astaghfiruka lima la a’lam
Artinya: “Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” (HR.Ahmad)
Nah hijabers, bacalah selalu doa tersebut agar kita bisa menjadi pribadi yang ikhlas dan siap menerima segala ketetapan Allah dalam hidup kita. Amiin ya robbal alamin.