Menurutnya, seseorang berpotensi mengalami perubahan status dari Orang Dalam Pemantauan (ODP) menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP), kemudian berubah lagi positif hingga negatif setelah melalui rangkaian isolasi mandiri dan dua kali melakukan tes swab.
Tentunya perubahan tersebut yang kemudian mempengaruhi data laporan kasus setiap harinya.
"Mungkin hari ini ada orang yang statusnya Orang Dalam Pemantauan (ODP) lalu kemudian setelah dites swab hasilnya positif, maka status berubah. Kemudian nanti selang dua minggu kemudian melakukan tes swab ulang sebanyak dua kali negatif, sembuh statusnya," jelas Dewi.
"Jadi yang tadi statusnya ODP, berubah menjadi positif berubah menjadi sembuh," imbuhnya.
Baca juga: Hijabers, Simak Tips agar Tak Bawa Pulang Corona dari Pasar
Gambaran tersebut juga sekaligus dapat dipahami bahwa satu orang dapat berpindah status dan masuk dalam akumulasi data laporan, sehingga inilah yang kemudian disebut bahwa COVID-19 adalah penyakit yang dinamis.
Melihat beberapa faktor yang mempengaruhi data perubahan angka kasus tersebut, Dewi juga mengatakan bahwa dalam hal ini infrastruktur dan kapasitas tenaga medis serta komponen terkait penanganan COVID-19 harus lebih ditingkatkan lagi. Terlebih ketika jumlah pemeriksaan sampel semakin meningkat, sebagai upaya tracing yang lebih agresif dalam menemukan kasus baru.