Wamenag menyampaikan terima kasih kepada Direkrur KSKK, Dr Umar, yang dinilai berhasil melakukan inovasi-inovasi dalam proses keberlangsungan pendidikan di madrasah di era pandemi ini, hingga prestasi madrasah di Tanah Air saat ini kian meroket.
Inovasi virtual, lanjutnya, juga mewabah di tengah masyarakat. Pengajian emak-emak pun marak memakai zoom. Tukang sayur juga menawarkan dagangan dengan online. Para ustadz, marak mengisi pengajian dengan virtual. Semua elemen masyarakat dipaksa harus beradaptasi dengan kenormalan baru, kalau tidak ingin ketinggalan.
Selain mengunjungi madrasah MTs Negeri Semarang dan MAN 1 Kendal, Wamemag juga mengunjungi beberapa pondok pesantren, antara lain Ponpes As-Salaf Bulakamba Brebes, Ponpes Al Anwar Pagiyanten Tegal, Al Hikmah I dan II Benda Sirampog, Bumiayu, Brebes.
Pesantren pun kini mulai membuka kembali proses pembelajarannya, sehingga para santri berduyun kembali ke pondok. Di era pandemi ini, ada pesantren yang ketat menerapkan protokoler kesehatan misalnya satu kamar diisi 2-4 santri, namun banyak pula satu kamar diisi hingga 20 santri karena keterbatasan fasilitas kamar.
“Namun, secara umum santri kembali menyantri dinilai lebih aman dari serangan Covid-19, daripada mereka di luar pesantren. Maka, banyak orang tua yang gembira ketika pesantren kembali dibuka untuk belajar para santri,” katanya.
Sementara itu, pemerintah memberikan perhatian sungguh-sungguh terhadap pondok pesantren dengan memberikan anggaran Rp2,59 triliun untuk membantu pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan Islam di masa pandemi Covid-19 melalui program Bantuan Operasional Pesantren (BOP).
Baca juga: Dana Rp2,5 Triliun Siap Cair, SK Bantuan Pesantren Segera Terbit