Mereka yang memilih metode ini sebagai tindakan pencegahan juga perlu menghindari acara-acara sosial, seperti kumpul-kumpul bersama keluarga atau teman, termasuk ke pesta pernikahan.
Kontak fisik secara langsung, seperti berjabat tangan, berpelukan, serta cipika cipiki juga harus tidak dilakukan, karena virus corona menyebar lewat 'droplet', atau tetesan air liur.
Metode 'social distancing' sudah diterapkan di kota Wuhan, provinsi Hubei, China, tempat virus corona berasal. Saat wabah semakin merebak, otoritas kesehatan di China dengan cepat melarang acara-acara yang dihadiri warga dalam jumlah besar.
Karenanya, terdapat tingkat penularan yang menurun. Hal ini berbeda dengan pemerintah Iran dan Italia, yang tidak mengeluarkan imbauan 'social distancing.'
Beberapa hari lalu, Presiden Jokowi ketika memberikan keterangan pers menghadapi pandemik virus Corona juga telah meminta agar kita lebih memusatkan kegiatan di rumah. "Saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah, inilah saatnya bekerja bersama-sama saling tolong menolong dan bersatu padu, gotong royong," kata Presiden Jokowi pada jumpa pers, Minggu, 15 Maret 2020.
Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan juga menyampaikan hal yang sama. Anies mengatakan, upaya yang bisa dilakukan saat menghadapi penyebaran penyakit menular, seperti COVID-19 adalah menghindari keramaian.
"Kita harus waspada dan kita harus disiplin dalam mengatur interaksi. Pencegahan penularan COVID-19 tidak bisa dilakukan hanya pemerintah," kata Anies.