Sahijab – Upaya untuk menekan perluasan virus Corona terus digalakkan. Tak hanya penjelasan pemerintah melalui media massa dan media sosial, tapi pesatnya perkembangan internet membuat kita bisa mencari tahu apa saja yang bisa kita lakukan untuk membantu menekan penyebarannya. Salah satu upaya yang belakangan populer dan kata-katanya menjadi akrab di telinga adalah 'social distancing.'
Hijabers, secara harfiah kita bisa saja mengartikan 'social distancing' sebagai menjaga jarak sosial. Tapi seperti apa menjaga jarak sosial yang dimaksud dalam upaya pencegahan penyebaran coronavirus?
Sebuah artikel dari media Australia abc.net.au menjabarkan tentang 'social distancing.' Dengan memahaminya, kita juga bisa ambil peran untuk membantu sesama agar korban coronavirus tak terus bertambah.
Dalam artikel di abc.net.au itu disebutkan, upaya 'social distancing' perlu dipahami sebagai salah satu bentuk pencegahan penularan COVID-19, selain untuk mengurangi beban layanan kesehatan masyarakat.
Definisi dari 'social distancing' adalah mengurangi jumlah aktivitas di luar rumah dan interaksi dengan orang lain dianggap mampu mengurangi kontak tatap muka langsung.
Langkah ini termasuk menghindari pergi ke tempat-tempat yang ramai dikunjungi, seperti supermarket, bioskop, dan stadion. Saat menerapkan 'social distancing', lembaga otoritas kesehatan di negara bagian New South Wales (NSW Health), Australia, mengatakan pergi ke kantor atau menggunakan transportasi umum masih diperbolehkan.
Namun, kita harus menjaga jarak setidaknya 1,5 meter dari orang lain, meski pakar kesehatan mengatakan hal ini tidak bisa diterapkan di segala situasi.
Mereka yang memilih metode ini sebagai tindakan pencegahan juga perlu menghindari acara-acara sosial, seperti kumpul-kumpul bersama keluarga atau teman, termasuk ke pesta pernikahan.
Kontak fisik secara langsung, seperti berjabat tangan, berpelukan, serta cipika cipiki juga harus tidak dilakukan, karena virus corona menyebar lewat 'droplet', atau tetesan air liur.
Metode 'social distancing' sudah diterapkan di kota Wuhan, provinsi Hubei, China, tempat virus corona berasal. Saat wabah semakin merebak, otoritas kesehatan di China dengan cepat melarang acara-acara yang dihadiri warga dalam jumlah besar.
Karenanya, terdapat tingkat penularan yang menurun. Hal ini berbeda dengan pemerintah Iran dan Italia, yang tidak mengeluarkan imbauan 'social distancing.'
Beberapa hari lalu, Presiden Jokowi ketika memberikan keterangan pers menghadapi pandemik virus Corona juga telah meminta agar kita lebih memusatkan kegiatan di rumah. "Saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah, inilah saatnya bekerja bersama-sama saling tolong menolong dan bersatu padu, gotong royong," kata Presiden Jokowi pada jumpa pers, Minggu, 15 Maret 2020.
Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan juga menyampaikan hal yang sama. Anies mengatakan, upaya yang bisa dilakukan saat menghadapi penyebaran penyakit menular, seperti COVID-19 adalah menghindari keramaian.
"Kita harus waspada dan kita harus disiplin dalam mengatur interaksi. Pencegahan penularan COVID-19 tidak bisa dilakukan hanya pemerintah," kata Anies.
So, hijabers penjelasan tentang ‘social distancing’ dari pejabat pemerintah sebenarnya sudah jelas. Meningkatnya mereka yang terpapar baiknya sudah bikin kita juga waspada dan mulai menjaga diri dengan melakukan 'social distancing' sendiri.
Ingat, virus ini berbahaya dan mematikan. Berjaga lebih baik dibandingkan abai.