Sahijab – Salah satu jubah yang pernah dikenakan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, kini kembali dipajang di Istanbul, Turki. Jubah tersebut disimpan oleh keturunan dari pria yang pertama kali diberikan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, Uwais al Qarni.
Kini, jubah tersebut akan dipajang untuk pengunjung selama bulan Ramadhan, setelah dua tahun disimpan karena pandemi. Tempat yang populer di kalangan umat Islam, situs di mana jubah itu ditampilkan ditutup, sebagai bagian dari tindakan melawan pandemi COVID-19 pada tahun 2020.
Jubah secara tradisional dipajang di depan umum setiap bulan Ramadhan, bulan suci puasa bagi umat Islam. Namun, pengurus masjid kini mengumumkan bahwa orang-orang dapat datang untuk melihat jubah di Masjid Hırka-ı erif (Jubah Suci) mengingat penurunan tajam dalam jumlah kasus COVID-19.
Baca Juga: Sebanyak 500 Artefak Peninggalan Nabi Dipamerkan di Madinah
Dikutip Sahijab dari Daily Sabah, Barış Samir, keturunan Uwais al Qarni, mengatakan jubah itu akan dibuka kepada pengunjung pada hari Jumat pukul 10 pagi, dan akan tetap dipamerkan sepanjang bulan Ramadhan.
Sepenggal kisah Uwais al Qarni, ia adalah seorang penduduk asli Yaman, dan melakukan perjalanan ke Madinah untuk melihat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam pada abad ketujuh, tetapi harus kembali ke Yaman karena penyakit ibunya tanpa melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Terkesan dengan kisahnya tentang bakti kepada sang ibu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menghadiahkan jubahnya kepada al Qarni melalui para sahabat, dan dia menerima pakaian itu di Yaman. Salah satu orang percaya awal, al Qarni meninggal sekitar 24 tahun setelah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam meninggal dunia, dan ikut berperang dengan tentara Muslim selama masa Khalifah Ali.
Al Qarni tidak memiliki anak, dan peninggalan itu diturunkan kepada saudaranya dan masih dalam perlindungan keluarga yang sama. Keluarga al Qarni tinggal di Anatolia selatan selama berabad-abad. Namun, mereka kemudian bermigrasi ke Kuşadas di wilayah Aegea. Pada abad ke-17, Sultan Ottoman Ahmet I meminta mereka untuk membawa relik suci ke Istanbul dimana relik suci Islam lainnya disimpan.
Samir mengatakan bahwa jubah itu akan dipajang hingga 29 April, satu hari sebelum malam Ramadhan Bayram, juga dikenal sebagai Idul Fitri, hari libur Muslim yang menandai akhir Ramadhan.
Dia mengatakan mereka hanya meminta pengunjung untuk berhati-hati terhadap COVID-19. "Kami akan menerapkan beberapa pembatasan dan kami mengimbau pengunjung untuk mematuhinya," katanya.
Istanbul menampung sebagian besar relik sucinya di Istana Topkapi sejak penaklukan Sultan Selim, atas Mesir pada abad ke-16. Di mana Sultan mengumpulkan barang-barang peninggalan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang saat itu berada dalam pengawasan kekhalifahan Mamluk, bersama dengan kendali kekhalifahan global umat Islam. Diantaranya adalah panji perang dari zaman kenabian, gigi, rambut, janggut serta sandal dan mangkok yang digunakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.