"Saya menyanyikan lagu ini bukan sekadar menyuarakan lirik, tapi menyampaikan perjalanan perasaan yang sangat manusiawi — mencinta, menunggu, bertanya, dan menyerah pada kehendak-Nya," kata Ussy.
Proses rekaman lagu ini digarap dengan penuh kesungguhan. Ussy terlibat langsung dalam pengolahan vokal dan produksi video klip, bersama tim kreatif yang terdiri dari Vicky dan Donny, serta arahan musikal dari sang pencipta lagu sendiri, Otte Abadi.
Meski baru kini merilis lagu secara vokal, Ussy Pieters bukan nama baru di industri musik Indonesia. Ia dikenal sebagai pemain harpa legendaris, bahkan telah merilis tiga album harpa instrumental, dan tampil bersama orkestra ternama di berbagai panggung musik nasional maupun internasional.
Kecintaannya pada harpa berawal sejak kecil, saat sering diajak oleh sang ayah menonton konser musik klasik. "Suara harpa buat saya seperti air yang mengalir di padang sunyi. Dalam bayangan saya waktu kecil, seolah melihat malaikat bermain harpa dengan jari-jari lentik. Sejak itu saya tahu, saya ingin memainkan alat musik itu."
Setelah lulus SMA, Ussy meminta izin kepada sang ayah untuk menekuni harpa secara serius. Ia pun diterima di Conservatorium St. Cecilia, Roma, Italia, tempat ia menempuh studi selama 9 tahun hingga meraih gelar Master Harp dan Doctor of Music. Tak hanya itu, Ussy juga memperdalam ilmu vokal dan teknik Opera Lyric, yang menjadi dasar kuat dalam interpretasi vokalnya hari ini.