• Photo :
        • Orang kaya raya.,
        Orang kaya raya.

      Syariat, iya.. inilah aturan main yang sejatinya membuat harta umat Islam yang kaya raya semakin berkah. Sebagaimana pemilik harta lain, tidak mengenal halal dan haram, tidak peduli partner ekonominya jatuh miskin, membeli untuk mematikan, dan memonopoli pasar, sungguh jauh dari aturan Allah. 

      Keberkahaan kekayaan yang dimiliki Abdurrahman bin Auf, membawanya mulia dunia dan akhirat. Tercatat, beliau salah satu sahabat yang dijamin surga oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassallam. 

      Sebagian ulama menafsirkan bahwa cara berdagang dan bagaimana dua konglomerat ahli surga, Ustman bin Affan dan Abdurahman bin Auf ini memanfaatkan hartanya, menjadi contoh hidup bagi seluruh umat Islam yang Allah titipkan keberlimpahan harta dunia. Hari ini, proses mencari harta dan membelanjakan harta akan dihisab satu per satu, setiap rupiahnya, apakah akan memudahkannya meniti sirotol mustaqim, atau justru menggelincirkannya ke jurang neraka. Subhanallah.

      Dalam riwayat Ahmad, suatu hari Abdurrahman bin Auf mendatangi Ummu Salamah –radhiyallahu ‘anhu-, dia berkata, “wahai ummul mukminin! aku khawatir akan celaka, aku termasuk orang yang paling kaya di kalangan kaum Quraisy. Aku telah menjual tanahku dengan harga empat puluh ribu dinar.” Ummu Salamah berkata, “wahai anakku, berinfaklah!, aku mendengar Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “sesungguhnya ada di antara para sahabatku yang tidak akan melihatku setelah aku meninggalkannya.”

      Sebelum wafat, Abdurrahman bin Auf sempat berwasiat untuk menginfaqkan setengah harta miliknya, seribu ekor kuda kepada tentara muslimin dan 400 dinar emas kepada setiap individu veteran perang badar, yang akan diberikan setap hari sampai hartanya habis. Subhanahallah, berapa itu banyaknya. Tetapi, bukan ini pesan moral kita petik. Ingatlah bahwa setiap muslimin harus mempunyai karya, jejak sepeninggalnya, yang bisa membanggakan Islam.

      Kalau Usman bin Affan meninggalkan sistem cetak Alquran yang sampai hari ini bisa kita nikmati, maka Abdurrahman bin Auf meninggalkan sistem jual beli pasar yang sampai hari ini bisa kita pakai. Di sini, kita bisa menilai, apakah harta kita berkah atau tidak dan kepada Allah semua hal dikembalikan.

      Baca juga: Sosok Pria Idaman Ayana Jihye Moon, Ternyata Tak Harus Kaya

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan