• Photo :
        • Ilustrasi sedekah.,
        Ilustrasi sedekah.

      Sahijab – Jihad lebih banyak diartikan, sebagai peperangan di medan tempur melawan musuh-musuh Allah. Padahal, sebelum memerintah jihad dengan nyawa, Allah lebih dulu memerintahkan kita dengan jihad harta. 

      Perintah jihad harta ini tidak tergantung waktu, kapan saja bisa dilakukan dibebankan kepada siapa saja, kaya atau pun miskin. Sementara itu, jihad fisik sangat ditentukan kondisi tertentu.

      Suatu kaum yang enggan untuk berjihad harta, Allah ancam seperti dijelaskan dalam firman-Nya. “ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini. (QS. Muhammad : 38)

      Baca juga: Keutamaan Jihad Harta

      Rasulullah shallalahu alaihiwa sallam dalam sabdanya menegaskan bahwa ancaman bagi orang-orang yang enggan mengeluarkan infaq di jalan Allah, mereka akan didoakan kebinasaan oleh para malaikat, dan tidak ada tempat yang pantas bagi mereka kecuali neraka.

      "Tidak ada seharipun yang seorang hamba bangun pagi di hari itu, melainkan turun dua malaikat. salah satunya berkata, 'ya Allah! berilah ganti pada orang yang berinfaq.' dan yang lain berkata, 'ya Allah! berilah kebinasaan pada orang yang menahan-nahan harta.” (HR Bukhari)

      Rasulullah pernah menyebutkan tentang neraka, kemudian berlindung diri darinya dan mengekspresikan dengan wajahnya. Kemudian, kembali menyebutkan neraka, lalu berlindung diri darinya dan mengekspresikan dengan wajahnya. Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: hindarkan dirimu dari neraka walaupun hanya dengan separuh butir kurma, jika tidak ada maka dengan tutur kata yang baik. (HR. Bukhari dan Muslim)

      Mari kita introspeksi diri, apakah kita menahan harta kita untuk dibelanjakan di jalan Allah ?

      Berinfaq di jalan Allah, merupakan perintah jihad yang keutamaanya sama dengan orang berjihad di medan perang.

      Sayangnya, perintah berjihad dengan harta kurang mendapat perhatian kita. Mungkin kita beranggapan, kewajiban untuk mengeluarkan harta cukup dengan zakat. Dipersempit lagi, cukup dengan zakat fitrah di akhir Ramadhan.

      Padahal, andaikan umat ini memiliki kesadaran untuk berjihad harta, maka kekuatan umat Islam di Indonesia akan begitu dahsyat. Kita mungkin akan memiliki universitas Islam terbaik dengan fasilitas terlengkap, bahkan dengan biaya yang gratis. Kita akan mampu mencetak generasi yang unggul, sehingga terlahirlah para ulama, ilmuwan dan pemimpin yang amanah.

      Dari dana umat itu pula, kita akan memiliki lembaga pemberdayaan ekonomi umat hingga kita tidak lagi tergantung kepada pembiayaan yang penuh dengan riba, sehingga muncullah para pengusaha muslim yang mampu bersaing di pasar global.

      Dari dana itu pula, kita akan punya rumah sakit Islam yang mampu melayani dan menjamin kesehatan masyarakat, tidak lagi rumah sakit yang mengabdi kepada para kapitalis.

      Namun, cita-cita luhur itu belum bisa terwujud jika umat ini tidak tergerak untuk melakukan jihad harta. Akibat, terlalu cinta dunia, menganggap harta yang dimilikinya, hanya untuk kesenangan pribadi, padahal kelak di akhirat, Allah akan mempertanyakan dari mana harta kita dapat, dan untuk apa saja harta kita belanjakan.

      Baca juga: Jangan Takut Miskin karena Bersedekah​

      Semoga harta kita tidak menjadi malapetaka saat berada di yaumul hisab. Aaamiin.

      Sumber: Klik KHAZANAH Islamic Newsletter/Kholis Bakri

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan