• Photo :
        • Source : Republika,
        Source : Republika

      "Dan janganlah kamu wahai kaum muslimin memaki sembahan-sembahan seperti berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah."

      Karena jika kamu memakinya maka akibatnya mereka akan memaki pula Allah dengan melampaui batas atau secara tergesa-gesa tanpa berpikir dan tanpa pengetahuan. Apa yang dapat mereka lakukan dari cacian itu sama dengan apa yang telah dilakukan kaum musyrikin yang lain sepanjang masa. 

      "Karena demikianlah Kami memperindah bagi setiap umat amal buruk mereka akibat kebejatan budi mereka dan akibat godaan setan terhadap mereka," katanya. 

      Tetapi jangan duga mereka akan lepas dari tanggung jawab, karena kemudian, yakni nanti setelah datang waktu yang ditentukan, yang boleh jadi kamu anggap lama sebagaimana dipahami dari kata "tsumma" kepada Tuhan merekalah yang sampai saat ini masih terus memelihara mereka, kembali mereka, yakni pada akhirnya mereka pasti kembali kepada Allah SWT.  

      Bahwa ayat ini, kata Prof Quraish, melarang memaki kepercayaan kaum musyrikin. Karena makian tidak merighasilkan sesuatu menyangkut kemaslahatan agama.   

      "Agama Islam datang membuktikan kebenaran, sedang makian biasanya ditempuh mereka yang lemah," katanya.  

      Sebaliknya dengan makian boleh jadi kebatilan dapat nampak di hadapan orang-orang awam sebagai pemenang, karena itu suara keras si pemaki dan kekotoran lidahnya tidak pantas dilakukan seorang Muslim yang harus memelihara lidah dan tingkah lakunya. 

      Berita Terkait :

      Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.

  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan