Cuaca ekstrem dan kerentanan sosial menjadi isu penting dalam konteks kesehatan reproduksi remaja di Kenya. Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal BMJ Global Health pada awal Mei menunjukkan dampak serius cuaca ekstrem terhadap kesehatan reproduksi remaja perempuan, terutama mereka yang berusia antara 10 hingga 14 tahun.
Studi ini melibatkan 297 partisipan dari enam wilayah di Kenya yang terdampak langsung oleh perubahan iklim, yakni Mathare, Kisumu, Isiolo, Naivasha, Kilifi, dan Kalobeyei Refugee Settlement. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cuaca ekstrem seperti kekeringan dan banjir telah menyebabkan gangguan akses ke layanan kesehatan reproduksi, peningkatan risiko kehamilan usia dini, dan penyebaran penyakit menular.
Untuk mengatasi dampak negatif cuaca ekstrem terhadap kesehatan reproduksi remaja, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
Cuaca ekstrem akibat perubahan iklim telah membawa tantangan baru bagi kesehatan reproduksi remaja di Kenya. Melalui penelitian dan upaya pencegahan yang tepat, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif ini dan meningkatkan kualitas hidup generasi muda.