• Photo :
        • Roti Ganjel Rel, Kue Tradisi Ramadhan Khas Semarang Kaya Rempah,
        Roti Ganjel Rel, Kue Tradisi Ramadhan Khas Semarang Kaya Rempah

      Sahijab – Roti Ganjel Rel. Nama yang unik untuk sebuah kue. Disebut begitu, karena bentuknya yang kotak memanjang mirip bantalan rel kereta api atau ganjel rel.

      Ini adalah roti khas Semarang. Namun, roti tempo dulu ini sudah sangat jarang ditemui. Hanya beberapa toko saja yang masih setia membuatnya.

      Roti ganjel rel meski sederhana, tetapi punya tempat tersendiri dalam sejarah perjalanan budaya di Kota Semarang. Terutama, yang berkaitan dengan tradisi peringatan hari besar seperti bulan Ramadhan.

      Baca juga: Ustadz Abdul Somad soal Hadis Prahara 15 Ramadhan

      Roti ini dibagi-bagikan kepada masyarakat yang hadir di depan Masjid Agung Kauman Semarang, saat pelaksanaan tradisi Dugderan.

      Namun, tahun ini acara Dugderan tidak diselenggarakan, karena pandemi COVID-19. Sehingga, roti ganjel rel juga tidak dibagikan kepada warga. Tetapi, bagi yang kangen kue khas Semarang, ini bisa membeli di toko kue. Walau, tidak semua toko menjualnya.

      Salah satu yang membuat dan menjual roti ganjel rel adalah keluarga Masjuki, yang tinggal di Kampung Kauman Semarang. Mereka secara turun temurun mempertahankan resep roti legendaris ini.

      Menurut Umi (40), salah satu generasi penerus usaha roti ganjel rel, sebenarnya roti ini pertama dibuat oleh orang Belanda, dengan bahan gandum. Lalu, warga menirunya, tetapi tidak dengan gandum yang mahal, yakni menggantinya dengan tepung gaplek atau singkong kering.

      "Tepung gandum waktu itu kan mahal ya, jadi diganti tepung gaplek, dan hasilnya ya tidak mengembang seperti roti buatan orang Belanda itu, tapi bantat atau keras. Nah, dari sinilah kemudian muncul istilah roti ganjel rel yang kotak memanjang dan keras agak alot gitu," tutur Umi.

      Tetapi, lanjutnya, tepung gaplek sekarang ditinggalkan dan diganti bahan tepung terigu. Sedangkan bahan lainnya yang memberikan rasa khas, tetap memakai racikan asli. Seperti gula palem dan rempah-rempah. Inilah yang membuat rasa roti ganjel rel sangat khas, terutama aroma kayu manis yang kuat.

      "Ciri khas roti ganjel rel ya itu, aroma rempah yang kuat," tambahnya.

      Bahan yang sudah dicampur hingga kalis, lalu dipanggang hingga matang. Pada permukaannya ditaburi biji wijen.

      Satu loyang roti ganjel rel ini bisa menghasilkan enam belas potong. Bisa dihidangkan langsung dalam piring dan disajikan kepada tamu atau bisa juga dibungkus plastik untuk camilan berbuka puasa.

      Salah satu generasi penerus lainnya, Faishal (27) menjelaskan, setiap bulan Ramadhan, biasanya pesanannya banyak. Terutama, untuk acara tradisi Dugderan di Masjid Agung Kauman Semarang. yang menghabiskan 10 ribu roti ganjel rel.

      Tetapi, tahun ini kondisinya beda, karena pandemi Covid-19. Sehingga, hanya membuat beberapa loyang saja untuk acara doa di serambi masjid yang dihadiri kalangan terbatas.

      Untuk pesanan harian, ia memodifikasi roti ganjel rel menjadi kue kering. Sehingga, pas untuk hidangan berbuka dan Lebaran. Dalam kurun waktu selama Ramadhan ini, Fiashal sudah mendapat pesanan 30 toples. Jumlah ini menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 200 pesanan.

      "Pandemi Covid-19 berpengaruh sekali, jarang ada buka puasa bersama, sehingga pesanan pun ikut berkurang. Tetapi, kami mencoba cara lain dengan membuat roti ganjel rel dalam bentuk cookies atau kue kering yang awet dan pas untuk hidangan lebaran," kata Faishal.

      Dia mengaku bahwa satu toples ganjel rel cookies dijualnya Rp25 ribu yang berisi 200 gram. "Lumayan lah, semoga mendekati Lebaran nanti pesanan bisa bertambah," harapnya.

      Baca juga: 4 Referensi Makanan Buka Puasa yang Enak dan Mudah Dibuat di Rumah​

      Laporan: Teguh Sutrisno, Kontributor Semarang

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan