• Photo :
        • Ilustrasi berdoa.,
        Ilustrasi berdoa.

      Sahijab – Jika Allah menghendaki sesuatu terjadi, maka terjadilah. Semuanya mungkin, jika Allah sudah berkehendak. Inilah yang dialami Greta, yang berusia pertengahan tujuh puluhan, saat ia mendapatkan hidayah untuk memeluk Islam.

      Greta sendiri dibesarkan dalam keluarga dari imigran Italia, yang tinggal di Amerika Serikat. Dia memeluk Agama Islam atau menjadi mualaf melalui putrinya sendiri, beberapa tahun yang lalu.

      Hijabers penasaran dengan kisahnya? Berikut cerita Greta dalam mencari kebenaran hingga akhirnya menjadi seorang Muslim, seperti dikutip Sahijab dari artikel yang  ditulis Claudia Azizah di laman Aboutislam.net.

      Greta mengungkapkan bahwa ia termasuk orang yang taat dalam agama yang dianut sebelumnya.  Sebab, dia dibesarkan oleh orang tua yang taat beribadah dan mereka rajin berdoa di rumah maupun di rumah ibadah yang mereka anut.

      Baca juga: Ridho Allah di Tangan Ridho Orang Tua

      Namun, setelah menikah dengan pria penganut Lutheranisme, orang tuanya sepertinya kecewa. Tetapi, Greta tidak benar-benar meninggalkan agama yang dianutnya. Walaupun, ia juga mulai bergabung dengan ajaran yang dianut sang suami. Greta pun mulai menyukai cara tempat ibadah suaminya dalam menarik hatinya untuk beribadah di sana, tetapi ia tidak pernah merasa betah di sana.

      Ketika suaminya menjadi kurang teratur menghadiri ritual di rumah ibadahnya, Greta mulai mencoba berbagai tempat ibadah lainnya. Suaminya juga tidak keberatan dan orang tua Greta pun tidak mengetahui. 

      Namun, meskipun siraman rohani yang didapatkan bervariasi, berbeda dan menarik hatinya, tetapi ia tidak pernah merasa menemukan apa yang dicarinya. Yakni, kebenaran.

      Doa Paling Tulus

      Anak-anak Greta pun tumbuh dewasa. Mereka meninggalkan rumah dan suaminya juga meninggal dunia. Namun, ia masih mencari rumah ibadah yang tepat dalam memenuhi hatinya dalam mencari kebenaran. Akhirnya, pencariannya berakhir di tempat ibadah tetangganya.

      "Itu masalah kenyamanan. Saya tidak suka mengemudi jarak jauh lagi dan gereja lokal berada dalam jarak berjalan kaki. Saya kenal orang-orang dan mereka juga membantu saya, ketika saya membutuhkan bantuan," ujar Greta.

      Sementara itu, semua anak Greta memutuskan untuk tinggal di luar negeri. Itu sebabnya, ia merasa senang dengan bantuan dari komunitas rumah ibadah yang rata-rata berjiwa muda. Namun, masih ada keinginan membara dalam jiwanya untuk mengetahui kebenaran.

      Keinginannya yang kuat untuk menemukan kebenaran membuatnya kerap berdoa. Hingga suatu malam, setelah ia pulang dari rumah ibadah, Greta mulai membuka hatinya kepada Tuhan dan memohon kepada Sang Pencipta untuk membimbingnya pada kebenaran.

      "Saya mengatakan bahwa saya ingin mengetahui kebenaran. Untuk menyembah Dia sebagaimana Dia layak disembah. Itu adalah doa paling tulus yang pernah saya lakukan," ujarnya.

      Kunjungan Mengejutkan

      Beberapa pekan kemudian, putrinya mengunjunginya dari Mesir, setelah beberapa tahun mereka tidak bertemu. Greta begitu senang sekaligus terkejut. Sebab, putrinya kala itu sudah mengenakan hijab.

      Ketika ia melihat putrinya di pintu, Greta diingatkan akan doanya kepada Tuhan. Dalam hatinya, dia bertanya pada dirinya sendiri, apakah anaknya membawa jawaban akan doanya? Namun, saat itu ia tidak bertanya tentang jilbab putrinya selama beberapa hari dan putrinya pun tidak menyebutkan apa-apa.

      Suatu sore, ia melihat putrinya melakukan sholat. Saat sujud, Greta segera menutup pintu agar tidak mengganggunya. 

      "Bayangan, putri saya berlutut dengan kepala di lantai, sangat mengesankan saya. Dan lagi, saya bertanya-tanya apakah Tuhan telah mengirimnya sebagai jawaban atas doa saya," ujarnya.

      Pada suatu malam usai makan malam, Greta akhirnya memberanikan diri bertanya kepada putrinya perihal agamanya. Putrinya kala itu membantah dan mengaku ia masih menganut agama sebelumnya, yang sama seperti Greta. Mereka berbicara lama setelah itu.

      Saat itu, putrinya membawa Alquran dan buku catatannya, lalu menjelaskan semuanya kepadanya. Putrinya juga membahas soal Yesus (damai baginya) dan Nabi Muhammad SAW (damai dan berkah besertanya). Greta hanya mendengarkan penjelasan putrinya.

      Terhanyut dalam penjelasan putrinya, membuat air matanya terus mengalir. Greta merasa sangat yakin, jika Tuhanlah yang telah mengirim putrinya kepadanya sebagai jawaban atas doa-doanya. Selama ini, Greta tak henti berdoa meminta agar Tuhan membimbingnya pada kebenaran.

      "Inilah kebenarannya. Saya sangat yakin. Ketika dia selesai menjelaskan penjelasannya, saya hanya memeluknya. Dan, bertanya kepadanya, ,engapa tidak ada yang memberi tahu saya tentang ini sebelumnya?"

      Tepatnya di meja dapur rumahnya pada tengah malam, akhirnya Greta menerima kebenaran tentang Islam. Ia merasakan penyesalan, karena di usia senja dia baru menemukan ajaran agama yang selama ini dicarinya. Namun, ia merasa begitu bersyukur karena Tuhan akhirnya menunjukkannya pada kebenaran.

      “Satu-satunya penyesalan yang saya miliki adalah tidak ada yang memberitahu saya tentang Islam sebelumnya. Tapi saya kira, ini juga bagian dari kebijaksanaan Tuhan dalam membimbing saya pada kebenaran," tuturnya.

      Baca juga: Catatan Mamah Dedeh soal Hukum Istri Mencari Nafkah

      Berita Terkait :

Jangan Lewatkan