• Photo :
        • Nana Asma'u.,
        Nana Asma'u.

      Nana Asma'u, Penerjemah Alquran, Penyair dan Feminis

      Sementara itu, Nana Asma'u diakui karena intelektualnya, di mana dia telah menghafal Alquran, dan belajar fiqh sejak usia muda. Fasih dalam empat bahasa Fulfulde, Hausa, Tamacheq dan Bahasa Arab Klasik. Ia juga seorang penulis trinlingual, dan menulis Tafsir Alquran, Biografi Nabi, dan Tibb al-Nabawi (Pengobatan Nabi).

      Selama kehamilannya, dia menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Fulfude dan Hausa, serta Sifaatu Safwa karya Ibn al-Jawzi, dia memiliki lebih dari 60 karya terbitan yang bertahan dan banyak dipelajari hingga hari ini.

      Asma'u mengatur gerakan pendidikan, Yan Taru. Jaringan pendidik perempuan keliling, yang diberi gelar Jaji. Jaji berjalan jauh untuk desa-desa dengan tujuan mendidik perempuan. Jaji bertanggung jawab dalam transmisi karya dan puisi dari Asma'u.

      Puisi Asma'u umumnya meliputi tugas agama, kebangkitan, dosa, taubat, surga, dan cinta kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Satu puisi bisa memuat 1.200 kalimat dan membutuhkan waktu 6 jam untuk dibaca. Melalui puisinya Asma'u mampu memperkuat prinsip-prinsip Islam dalam Alquran dan Sunnah.

      Para Jaji ditanamkan dengan dedikasi Asma'u untuk menyebarkan pengetahuan. Nyatanya kebanyakan wanita di Sokoto adalah penyair, dan sangat ahli dalam sastra Arab klasik. Masyarakat sangat kagum dan cinta terhadap Alquran, oleh karena itu tidak mengherankan jika sering menemukan referensi dalam puisi Hausa dan Fulfulde yang memikat Alquran.

      Dalam perannya, baik sebagai intelektual maupun sebagai seorang ibu, ia sadar dengan mendidik seorang perempuan. Sehingga mampu merekonstruksi rumah tangga dan berhasil mengembangkan masyarakat yang dilanda perang menjadi sebuah kekuatan intelektual.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan