• Photo :
        • Saynab Abdilkarin, supir bajaj pertama di Somalia.,
        Saynab Abdilkarin, supir bajaj pertama di Somalia.

      Sahijab – Mungkin banyak orang yang menganggap aneh, jika ada seorang muslimah berprofesi sebagai supir bajaj. Ya, pekerjaan yang satu ini memang identik dengan pria tetapi tidak bagi Saynab Abdilkarin.

      Wanita berusia 28 tahun itu adalah muslimah pertama yang berprofesi sebagai supir bajaj di Mogadishu, ibu kota Somalia. Ia percaya, jika tidak ada pekerjaan pria yang tidak bisa dilakukan wanita.

      "Saya percaya bahwa apa pun pekerjaan yang bisa dilakukan pria, wanita juga bisa melakukannya," kata Saynab dikutip Sahijab dari Aljazeera.

      Ibu dari lima anak itu mengambil pekerjaan tersebut, karena harus memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Sementara selama 10 bulan yang lalu, ia telah ditinggalkan suaminya.

      "Saya tidak punya siapa-siapa untuk mendukung saya. Jika salah satu anak saya tidak enak badan, saya tidak punya siapa-siapa untuk membantu saya. Saya bekerja untuk membesarkan anak-anak saya," tambahnya.

      Tapi mengemudikan bajaj di Mogadishu "memiliki banyak tantangan", termasuk bahaya yang bisa mengancam kapan saja. Pada 13 Februari lalu, setidaknya tujuh supir bajaj terluka di sebuah pos pemeriksaan saat terjadi bom bunuh diri.

      Sementara itu, banyak perempuan di Mogadishu mendambakan ada supir bajaj perempuan yang bisa mereka panggil.

      "Saya memilih dia karena dia perempuan; Saya memilih dia karena saya ingin menyemangatinya," kata Safiya Ali, yang telah menggunakan bajaj milik Saynab ke tempat kerja selama enam bulan terakhir.

      Seorang pemilik toko di distrik Hodan Mogadishu, Safiya mengatakan dia tidak pernah lebih bahagia di dalam taksi.

      "Saya ingin wanita lain juga naik bajaj dan lebih menyemangatinya," kata Safiya.

      Meskipun Safiya mengatakan dia "sangat" mengkhawatirkan keselamatan Saynab, terutama saat dia bekerja setelah matahari terbenam.

      "Keamanan Mogadishu bisa jadi buruk," katanya.

      Baca Juga: Mengenal Sosok Nana Asma'u, Ikon Feminis Awal dalam Islam

      Sambutan Supir Bajaj Pria kepada Saynab

      Rasa tidak aman adalah perhatian utama semua pengemudi becak di Mogadishu. Dan seperti rekan prianya, Saynab mengatakan ada lingkungan tertentu yang dia hindari, terutama pada malam hari.

      "Anda bisa dirampok atau terbunuh," katanya, menyebut Kaaraan, Shiirkoole, dan Dayniile sebagai beberapa area yang tidak akan dia kunjungi.

      Petugas polisi sering menyulitkan pengemudi bajaj di banyak pos pemeriksaan, yang menghiasi kota tepi pantai. Tetapi Saynab mengatakan, menjadi seorang wanita telah menguntungkannya ketika berurusan dengan petugas keamanan tidak menghentikannya.

      "Karena saya seorang wanita, kebanyakan tentara tidak menghentikan saya. Mereka tidak mengganggu saya. Mereka mengerti bahwa saya adalah seorang ibu yang bekerja untuk menghidupi keluarga saya. Mereka memperlakukan saya dengan hormat," katanya sambil tersenyum.

      Supir bajaj pria juga menyambutnya dan mengatakan, jika mereka senang ada seorang wanita yang akhirnya bergabung dengan profesi mereka.

      "Senang sekali melihat seorang wanita bekerja sebagai supir," kata Noor Aden Isse, yang mendesak lebih banyak wanita untuk mengikuti teladannya.

      "Saya ingin memberi tahu semua gadis untuk bekerja dan tidak bergantung pada siapa pun," tambahnya.

      Di Somalia, lebih dari 70 persen penduduknya berusia di bawah 30 tahun sehingga masih dalam usia produktif. Tetapi tiga dari empat pemuda Somalia tidak memiliki pekerjaan formal, karena konflik yang berkepanjangan.

      Lebih dari 60 persen pemuda negara itu berencana pergi untuk mencari peluang mata pencaharian yang lebih baik di luar negeri. Tapi Saynab mengatakan anak muda seharusnya tidak meninggalkan Somalia.

      "Ada pekerjaan di negara kita jika seseorang ingin bekerja,” katanya.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan