Jakarta – Dalam agama Islam, bid'ah merujuk pada tindakan inovasi atau perubahan dalam agama yang tidak memiliki dasar atau landasan yang kuat dalam ajaran Al-Quran dan hadits. Bid'ah memiliki konotasi negatif karena perubahan semacam itu dapat menyimpang dari ajaran asli Islam.
Dalam artikel ini, kita akan mengenal beberapa hadits yang menggarisbawahi pentingnya menghindari bid'ah dan memahami batas-batas perubahan dalam agama.
"Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada dalam urusan kami (agama Islam), maka amalannya itu tertolak." (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa setiap tindakan atau amalan yang tidak ada dasarnya dalam ajaran Islam akan ditolak. Hal ini mengingatkan kita untuk berpegang teguh pada sunnah Rasulullah SAW dan menghindari melakukan perubahan atau penambahan dalam agama yang tidak memiliki landasan yang kuat.
"Setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan adalah di neraka." (HR. Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa bid'ah termasuk dalam kesesatan yang berpotensi membawa seseorang ke dalam kesalahan dan bahaya spiritual. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dan berpegang teguh pada ajaran yang sudah ditetapkan, menjauhi inovasi yang tidak memiliki dasar dalam agama.
"Setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap sesat adalah di neraka." (HR. Ahmad)
Hadits ini juga menekankan bahwa setiap bid'ah, atau perubahan yang tidak ada dasarnya dalam agama, akan mengarahkan individu ke dalam kesesatan dan akhirnya menuju konsekuensi yang buruk di akhirat.
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami batas-batas inovasi dalam agama dan menghindari perubahan yang tidak memiliki dasar yang kuat. Dalam agama Islam, bid'ah atau perubahan dalam agama tanpa dasar yang kuat sangat ditekankan untuk dihindari.
Hadits di atas menggarisbawahi pentingnya mengikuti ajaran yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasulullah. Dengan memahami hadits-hadits ini, umat Islam diingatkan untuk menjaga kesucian agama dan menghindari inovasi yang tidak memiliki dasar yang kuat dalam Islam.