Ciri makanan minyak babi selanjutnya adalah aroma. Makanan yang dimasak dengan minyak babi seringkali memiliki aroma yang khas, yang oleh sebagian orang dideskripsikan mirip aroma daging babi. Aroma ini mungkin tidak terlalu kuat, tetapi cukup khas dan berbeda dengan aroma makanan yang dimasak dengan minyak nabati. Penciuman yang terlatih dapat membantu mendeteksi perbedaan ini. Namun, perlu diingat bahwa aroma ini bisa tertutup oleh bumbu lain yang lebih kuat.
Selain makanan yang digoreng, minyak babi juga sering digunakan dalam pembuatan kue dan roti. Dalam produk panggang, minyak babi dapat memberikan tekstur bersisik atau berlapis yang khas. Hal ini karena lemak babi meleleh secara perlahan selama proses pemanggangan, menciptakan lapisan-lapisan tipis yang memberikan tekstur renyah dan lembut. Kue kering atau roti yang mengandung minyak babi juga cenderung memiliki rasa yang lebih kaya dan gurih.
Kasus Ayam Goreng Widuran menjadi contoh nyata bagaimana penggunaan minyak babi bisa memberikan dampak yang signifikan pada rasa dan tekstur makanan. Banyak pelanggan yang mengakui bahwa kremesan ayam tersebut memiliki rasa yang lebih enak dan renyah dibandingkan dengan kremesan ayam yang menggunakan minyak goreng biasa. Hal ini menunjukkan bahwa minyak babi memang dapat memberikan karakteristik unik pada makanan.
Meskipun sulit untuk mengetahui dengan pasti apakah suatu makanan mengandung minyak babi atau tidak, ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk meminimalkan risiko: