• Photo :
        • Source : Republika,
        Source : Republika

      REPUBLIKA.CO.ID, ALEXANDRIA -- Natassia M Kelly awalnya seorang kristiani yang rajin ke gereja dan pergi ke sekolah Alkitab. Meski demikian, di balik kesehariannya itu ia merasa agama tidak pernah menjadi bagian besar dalam hidupnya.

      Saat berdoa, meminta bimbingan dan kekuatan di masa ia putus asa, ia merasa dekat dengan Tuhannya. Namun, rasa itu menguap dan hilang ketika ia tak lagi menginginkan sesuatu.

      Di dunia ini, ia meyakini Tuhan diperlukan untuk membawa ketertiban atas dunia yang kacau balau. Jika tidak ada Tuhan, dunia akan kacau dan habis ribuan tahun yang lalu. Meski ia percaya kepada Tuhan, Kelly menyebut dirinya kurang iman.

      Baca Juga: Tersentuh Suara Merdu Qari Mesir, 164 Warga Uganda Masuk Islam

      Saat menginjak umur 12 tahun, ia mulai mendalami pemikiran tentang spiritualitasnya. Ia menyadari ada kehampaan dalam hidupnya di mana iman itu seharusnya berada. Secara perlahan, Kelly mulai mencari tahu siapa Tuhan itu.

      Dalam buku English Stories of New Muslim, ia menyebut pernah bertanya kepada ibunya kepada siapa ia seharusnya berdoa, apakah Tuhan atau Yesus. Sang ibu lantas menjawab ia seharusnya berdoa kepada Yesus.

      Di lain kesempatan ia kerap berdebat dengan teman-temannya tentang Protestan, Katolik, dan Yudaisme. Melalui perdebatan ini, ia semakin ingin mencari dan mengisi kekosongan yang ada di hatinya. Puncaknya, di usia 13 tahun ia mulai mencari kebenaran.

      Berita Terkait :

      Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.

  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan