Deniar mengungkapkan, hand sanitizer diproduksi mulai pukul 11.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB. Untuk pagi, siswa dikhususkan mengikuti mata pelajaran formal. Bahkan, agar siswa tidak ketinggalan mata pelajaran, 32 siswa yang memproduksi hand sanitizer dibuat dengan sistem bergantian. Selain itu, produk yang awalnya tugas praktikum ini hanya dibuat pada Senin sampai Kamis saja.
"Izin masih dalam pengurusan ke Dinkes, produksi hanya Senin sampai Kamis. Jumat dan Sabtu libur, karena sterilasi labolatorium dulu. Siswa yang ikut memproduksi mendapat keuntungan 20 persen, 80 persen untuk pembelian bahan. Satu botol dijual Rp15 ribu," ujar Deniar.