"Seperti yang telah saya katakan berkali-kali… menjadi minoritas di dalam minoritas di dalam minoritas tidak pernah mudah," ujar Aden, dikutip Sahijab dari Sky News, Kamis 26 November 2020.
"Menjadi seorang 'hijabi' benar-benar sebuah perjalanan dengan banyak pasang surut," tambahnya.
Seperti diketahui, setelah ia membuat terobosan pertamanya, model berhijab ini ingin sekali mewakili keyakinan dan komunitasnya. Namun, ia menulis di medsosnya bahwa dia ‘putus asa’ untuk representasi apa pun, sehingga dia kehilangan jati dirinya.
Aden menambahkan, ia sering menempatkan dirinya dalam posisi yang membahayakan, termasuk melewatkan waktu sholat, yang merupakan kewajiban dalam agama Islam dan setuju untuk dibungkus dengan celana jins sebagai pengganti jilbab.
Namun, setelah pemotretan jins dengan American Eagle Outfitters, Aden mengatakan, ia "menangis" di kamar hotelnya.
Model tersebut, biasanya memilih untuk mengenakan rok yang lebih panjang dan gaya berpakaian sebagai penanda kesopanan yang terlihat. Tetapi, dengan ia mengatakan menukar jins dengan jilbab, itu membahayakan tindakan ibadahnya.
Dia berkata: "Tapi… ini bahkan bukan gayaku ?? Tidak pernah. Kenapa aku mengizinkan mereka memakai jins di kepalaku, padahal saat itu aku hanya pernah memakai rok dan gaun panjang?