Penyesalan terbesar manusia jelang kematian dapat memberikan pelajaran penting bagi kita. Temukan 5 penyesalan utama yang diungkapkan oleh Bronnie Ware dalam bukunya.
Menjelang akhir hidup, banyak orang mulai merefleksikan kembali perjalanan mereka. Penulis buku "The Top Five Regrets of the Dying," Bronnie Ware, telah menghabiskan delapan tahun sebagai perawat untuk pasien yang menghadapi kondisi kritis. Pengalamannya ini memberikan wawasan mendalam tentang apa yang paling disesali oleh orang-orang di penghujung hidup mereka.
Salah satu penyesalan terbesar yang sering diungkapkan adalah tidak berani menjalani hidup sesuai dengan keinginan sendiri. Banyak orang merasa bahwa mereka telah mengorbankan mimpi dan ambisi mereka untuk memenuhi harapan orang lain, seperti orang tua atau masyarakat. "Saya berharap saya memiliki keberanian untuk menjalani kehidupan yang jujur pada diri saya sendiri, bukan kehidupan yang diharapkan orang lain dari saya," ungkap salah satu pasien.
Penyesalan lain yang umum adalah terlalu fokus pada pekerjaan sehingga mengabaikan aspek lain dalam hidup. Survei Harris Poll menunjukkan bahwa 78% dari 1.170 pekerja di Amerika Serikat mengorbankan waktu liburan mereka untuk bekerja. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kualitas hidup. "Saya berharap saya tidak bekerja terlalu keras," kata seorang pasien.
Banyak orang juga menyesal tidak berani mengungkapkan perasaan mereka dengan jujur. Menahan perasaan dan emosi dapat menyebabkan ketidakpuasan dan penyesalan. "Saya berharap saya memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaan saya," ujar salah satu pasien. Menjadi terbuka dan jujur tentang perasaan dapat memperkuat hubungan dan meningkatkan kebahagiaan.
Hubungan dengan teman-teman juga menjadi salah satu aspek yang sering disesali. Banyak orang merasa bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan teman-teman lama karena kesibukan atau prioritas lain. "Saya berharap saya tetap berhubungan dengan teman-teman saya," ungkap seorang pasien. Menjaga hubungan dengan teman-teman dapat memberikan dukungan dan kebahagiaan yang berarti.
Terakhir, banyak orang menyesal tidak menikmati kebahagiaan yang sebenarnya. "Saya berharap saya membiarkan diri saya menjadi lebih bahagia," kata seorang pasien. Terkadang, kita terlalu sibuk mencapai tujuan dan target sehingga lupa untuk menikmati momen-momen kecil yang membawa kebahagiaan.
Bill Gates, pendiri Microsoft, juga pernah berbagi pengalaman serupa dalam sebuah pidato wisuda. Dia mengungkapkan bahwa di masa muda, dia terlalu fokus pada pekerjaan dan tidak menyadari pentingnya istirahat dan waktu berkualitas dengan orang-orang terdekat. "Luangkan waktu untuk membina hubungan Anda. Untuk merayakan kesuksesan Anda. Dan untuk pulih dari kerugian Anda. Beristirahatlah saat Anda membutuhkannya. Bersantailah pada orang-orang di sekitar Anda saat mereka membutuhkannya juga," kata Gates.
Pelajaran-pelajaran ini dapat menjadi pengingat bagi kita untuk hidup lebih berarti dan memprioritaskan hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup.