STUDIOMORAL merayakan koleksi terbarunya, COLLECTION:05, dengan 8 tokoh kreatif yang menginspirasi ekspresi personal melalui mode yang fungsional dan emosional.
Label fashion lokal, STUDIOMORAL, baru-baru ini meluncurkan koleksi terbarunya, COLLECTION:05, yang dirancang untuk menghidupkan kembali konsep ekspresi personal dalam berbusana. Koleksi ini tidak hanya berfokus pada desain yang inovatif, tetapi juga menekankan pentingnya mode sebagai sarana komunikasi antara identitas, ruang, dan zaman.
Untuk kampanye visualnya, STUDIOMORAL menggandeng delapan tokoh kreatif dari berbagai latar belakang, termasuk musisi, aktris, praktisi kreatif, dan seniman. Keberagaman ini mencerminkan cara yang berbeda-beda dalam menafsirkan gaya personal, sehingga memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk lebih berani mengekspresikan diri melalui pilihan busana mereka.
COLLECTION:05 diluncurkan secara eksklusif di Brightspot: Future Archive, Jakarta, sebuah venue yang dikenal dengan atmosfer futuristiknya. Acara ini bukan hanya sekadar peragaan busana, melainkan juga menjadi platform untuk menyuarakan nilai-nilai inklusivitas lintas industri dan generasi. Dengan demikian, STUDIOMORAL tidak hanya menjual busana, tetapi juga membangun narasi yang kuat dan membumi.
Koleksi ini menawarkan mode yang fungsional namun tetap emosional, memungkinkan penggunanya untuk merasa nyaman dan percaya diri dalam setiap situasi. Desain-desain yang ditawarkan oleh STUDIOMORAL mencerminkan kebutuhan modern yang dinamis, tanpa mengesampingkan estetika dan kenyamanan.
Melalui COLLECTION:05, STUDIOMORAL ingin mengajak publik untuk lebih berani mengekspresikan diri mereka. Koleksi ini bukan hanya tentang penampilan, tetapi juga tentang bagaimana mode dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan dan nilai-nilai pribadi. Dengan dukungan dari delapan tokoh kreatif yang inspiratif, STUDIOMORAL berharap dapat mempengaruhi cara orang berpikir tentang mode dan identitas mereka.
Kehadiran delapan tokoh inspiratif ini menjadi bukti bahwa STUDIOMORAL tidak hanya menjual busana, tetapi juga membangun narasi yang membumi. Koleksi ini mengajak publik untuk lebih berani mengekspresikan diri lewat mode yang fungsional namun tetap emosional.