Sahijab – Tetangga adalah lingkungan terdekat. Dalam Islam, mengetahui kondisi tetangga dan berhubungan baik dengan sesama tetangga adalah sebuah kewajiban bahkan menjadi salah satu adab dalam Islam.
Mungkin hijabers sering mendengar kalimat bahwa tetangga adalah saudara terdekat kita. Kalimat itu akan sangat terasa ketika kita sedang mengalami musibah, di mana tetangga akan bahu membahu membantu dan meringankan musibah yang kita hadapi.
Rasulullah, ternyata juga meminta umat Islam memuliakan tetangga. Dalam konteks menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, maka Rasulullah banyak sekali menyampaikan bagaimana seharusnya seorang Muslim bersikap baik pada tetangganya.
Sering kali tanpa sadar kita bersikap ketus atau nyinyir dan buruk sangka pada tetangga. Karena berbagai alasan juga berbagai sebab. Padalah, ternyata Rasulullah berpesan agar kita tak menyakiti tetangga. Jika kita mengaku beriman pada Allah SWT, maka menahan diri dari menyakiti tetangga adalah kemuliaan.
Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya." (HR Bukhari).
Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda: “Antara tetangga yang satu dengan yang lainnya hendaknya saling menghormati dan menghargai tetangganya.” (HR. Muslim)
Hadist itu jelas sekali meminta kita untuk selalu menghormati dan menghargai tetangga. Sering kita bersitegang karena satu dan lain hal dengan tetangga, tapi menjaga hubungan baik dan tetap menghormatinya ternyata sangat penting.
Dalam hadist yang lain, Rasul bahkan menyebut nama malaikat Jibril yang berpesan agar umat Islam terus menjaga hubungan baik dengan tetangga.
"Jibril terus-menerus berwasiat kepadaku (untuk berbuat baik) terhadap tentangga, hingga aku yakin ia (seorang tetangga) akan mewariskan harta kepadanya (tetangganya)." (HR Bukhari-Muslim).
Baca juga: Syukur Nikmat, Ternyata Ada Caranya
Begitu pentingnya menjaga hubungan baik dengan tetangga sehingga Rasulullah tak menjamin surga bagi Muslim yang dalam hubungan bertetangga selalu membuat tetangganya merasa tak nyaman, seperti disampaikan dalam hadist berikut, “Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.” (HR. Muslim)
Terdengar aneh, kita diminta mencintai tetangga seperti mencintai diri sendiri.
Tapi itu adalah pesan Rasulullah dalam hadistnya, "Dan demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tidaklah seseorang beriman hingga ia mencintai untuk tetangganya, atau beliau berkata, untuk sudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri." (HR Muslim).
Rasul juga meminta kita untuk memiliki perhatian pada tetangga, bahkan akan menurunkan derajat sebagai Muslim ketika kita memiliki makanan yang cukup tapi tetangga kita ada yang kelaparan.
Rasulullah SAW bersabda, "Bukanlah seorang Mukmin, orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya." (HR Bukhari).
Begitu pentingnya muamalah atau hubungan baik dengan tetangga, sehingga Rasulullah memberi petunjuk untuk menjenguk yang sakit dan mengantar jenazah.
Pesan Rasulullah, "Hak Muslim atas Muslim yang lain ada lima; menjawab ucapan salam, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang yang bersin." (HR Bukhari).
Mungkin tak mudah menerapkan enam hal di atas, tapi itu adalah permintaan Rasulullah sebagai indikasi Mukmin dan Muslim yang baik. Lakukan saja seperti yang Rasul pinta, insyaallah barokah dan hidup akan menjadi lebih bermanfaat karena tetangga mencintai kehadiran hijabers di sekitarnya.