Sahijab – Nama adalah salah satu identitas yang diberikan orang tua, sekaligus sebagai doa. Maka di dalam Islam, nama anak harus memiliki arti yang bagus.
Tapi kadang, masih banyak orang tua yang terkesan asal-asalan memberikan nama anaknya. Bahkan memiliki makna yang kurang bagus dan terkesan bisa membuat anak minder. Pemberian nama pada anak memang harus diberikan setelah anak lahir.
Namun jika orang tua baru paham akan makna di balik nama dan ingin menggantinya, bagaimana caranya dalam Islam? Apakah harus melakukan ritual agar anak bisa selamat di kemudian hari?
Baca Juga: 20 Nama Anak Laki-laki Islami
Dikutip Sahijab dari kanal Youtube Al Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan bagaimana pentingnya memberikan nama yang baik pada anak. Bahkan, Nabi Muhammmad shallallahu ‘alaihi wa sallam menghimbau untuk mengganti nama seseorang jika maknanya tidak baik.
"Memang anjuran dari Baginda Nabi, kalau ada namanya tidak pantas tidak layak, boleh diganti dengan nama yang maknanya bagus," ucap Buya mengawali jawabannya.
Nama di dalam Islam harus memiliki makna dan kaidah yang baik, dan tidak harus menggunakan nama berbahasa arab.
"Dianjurkan memberi nama yang baik, nggak harus pakai bahasa Arab yang penting nama baik," tambahnya.
Bahkan jika kita ingin memberikan nama yang pernah dipakai orang lain, maka kita harus tahu jika dia itu baik. Harus ada contoh orang yang baik yang pernah diberikan nama tersebut.
"Jika nama itu pernah dipakai oleh seseorang, maka orangnya harus baik," lanjutnya pengasuh pondok pesantren Al Bahjah.
Sementara mengenai apakah harus melakukan syukuran saat mengganti nama, Buya Yahya menambahkan itu adalah sunnah. Tetapi, jika kita diberikan nikmat, maka mensyukurinya itu wajib dilakukan bisa dengan cara apa pun, termasuk bersedekah.
Baca Juga: Memberi Nama Anak Bahasa Arab, Indonesia atau Daerah yang Paling Baik?
"Masalah syukuran, nggak harus. Mensyukuri nikmat kan sunnah, dianjurkan tapi tidak harus ganti nama saja," tambahnya.