Executive Chef Aprez Catering by Amuz Group, sekaligus President of Association of Culinary Professionals, Chef Stefu Santoso menjelaskan, daging qurban bisa menjadi alot atau keras saat diolah, karena daging qurban itu dagingnya terlalu fresh karena baru dipotong. Sehingga, memang tidak bisa langsung dikonsumsi.
"Perlu waktu untuk proses aging atau pelayuan," kata dia dalam acara kulwap bersama wartawan beberapa waktu lalu.
Stefu menjelaskan, cara yang terbaik mengolah daging qurban agar tidak alot adalah dimasak dengan cara stewed atau wet cooking atau masak mengunakan rempah-rempah seperti jahe, sereh, cengkeh, dan kayu manis, dalam jangka waktu antara 30 menit hingga satu jam, bergantung usia daging. Selain itu, bisa juga membungkusnya dengan daun pepaya, agar tidak keras atau alot.
"Bisa dibungkus dulu dengan daun pepaya untuk pengempukan, tapi tidak boleh terlalu lama juga karena bisa pahit," jelas dia.
Terkait dengan cara memotong daging qurban yang juga dapat memengaruhi tekstur daging qurban, Stefu angkat bicara.
Ia menjelaskan, teknik memotong daging yang baik adalah melawan arah serat atau melintang, sebenarnya ini bertujuan supaya lebih mudah untuk dikunyah.
"Tapi kalau daging sudah keras dari asalnya, dengan teknik yang benar tidak akan membuat menjadi empuk juga," tambah dia.