Selanjutnya, secara gradual dan ideal, seorang suami harus berhasil mendidik dan menyelamatkan istri dan anak-anaknya dari api neraka yang bahan bakarnya adalah bebatuan dan orang-orang durhaka. Allah SWT berseru, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. al-Tahrim/66: 6).
Jadi seorang suami haruslah berkarakter penyayang keluarga, agar bisa masuk surga bersama. Nabi SAW bersabda, “Orang yang terbaik di antara kamu sekalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Sedangkan diriku sendiri lebih baik dari pada kalian semua, karena (kebaikanku) terhadap keluarga (anak dan istri).” (HR. Ibnu Hibban).
Sementara itu, di surga nanti seseorang tinggal bersama orang yang dicintainya. Kalau seorang suami mencintai keluarganya saat di dunia, maka insya Allah dia akan bersama istri dan anak-anaknya kelak di surga. Nabi SAW mengabarkan hal itu, “Kamu akan bersama orang yang kamu cintai (di surga).” (HR. Bukhari, Muslim, dan Turmudzi).
Surga yang dimaksud adalah surga ‘Adn, seperti terurai indah di dalam Alquran, “(Yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya.” (QS. al-Ra’d/13: 23). Semua ini dapat terlaksana apabila biduk keluarga dinakhodai oleh seorang suami yang saleh.
Inilah doa masuk surga sekeluarga, “Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. al-Mukmin/40: 8).
Baca juga: Mamah Dedeh: Istri Para Nabi Juga Cari Duit