Sahijab – Senyum adalah ibadah. Dengan senyum segalanya jadi lebih mudah.
Umat Islam pasti sering mendengar tentang senyum sebagai bagian dari ibadah. Tapi seperti apa penjelasannya, bisa dimengerti dalam hadist-hadist di bawah ini. Sebab, Rasulullah sebagai teladan hasanah tak pernah lepas dari senyum.
Wajah Rasul selalu penuh senyum, meski pernah terpeleset sekali, Rasul langsung mendapat teguran dari Allah dalam surat Abasa.
Lalu apa saja penjelasan Rasul tentang ibadah? Hijabers bisa menyimaknya dalam berbagai hadist berikut:
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi. ”Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqoh.”
Artinya, “Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah.”
Baca juga: Mantap Berhijab, OOTD Ana Octarina Stylish Memikat
Dalam hadits lain yang diriwayatkan Ad-Dailamy, Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak: tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar ma’ruf nahyi munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari jalan, menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun adalah sedekah.”
Senyum adalah kebajikan Rasulullah pernah bersabda, diriwayatkan dalam Hadits Riwayat Muslim, yang berbunyi:
« ََلَن َرِقْحَتََنِمَِوفُرْعَمْالاًئْيَش،َْوَل َوَْنَأىَقْلَتَََاكخَأَهْج َوِبَقْلَط »
“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri”. (Hadist riwayat Muslim).
Rasulullah SAW suka sekali tersenyum. Sebagaimana Jarir bin Abdillah menceritakan:
اَميِنآ َرَُلوُس َرَِاّللىلَصَُللاَِهْيَلَعََملَس َوَُذْنُمَُتْمَلسَأَلِإمَسبَتيِفيِهْج َو “
“Rasulullah tidak pernah melihatku sejak aku masuk Islam, kecuali beliau tersenyum”. (Hadist riwayat Bukhari).
Rasulullah Rasulullah SAW juga selalu menghiasi bicaranya dengan senyuman di bibir. Bahkan Dia tidak bicara sepatah katapun selain dengan dihiasi senyuman. Hal ini tertuang dalam sebuah hadis riwayat Ahmad sebagai berikut :
َْنعْمُأَْاءدَّردالْتَلاَقَْانَكوُبَأَْاءدَّردالَْلُْثدَحُيْيثدَحبَّْلإَْمَّسَبَتْيهفُْتلُقَفُْهَلينإَىشخَأْنَأَْكَقمَحُي ُْاسَّنالَْلاَقَفَْانَكُْلوُسَرْللاىَّلَصُْللاْهيَلَعَْمَّلَسَوَْلْدَحُيُْثْيثدَحبَّْلإَْمَّسَبَت رواهاحمد
“Abu Darda tidak berbicara tentang sesuatu kecuali sambil tersenyum. Ummi Darda’ berkata kepadanya : “sungguh aku khawatir bila orang lain menganggapmu pandir”. Maka dia berkata : “Adalah Rasulullah tidak berbicara tentang sesuatu kecuali sambil tersenyum”. (HR. Ahmad)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kamu tidak akan mampu berbuat baik kepada semua manusia denga hartamu, maka hendaknya kebaikanmu sampai kepada mereka dengan keceriaan (pada) wajahmu.” (Hadist riwayat al-Hakim)
Penjelasan Rasulullah tentang senyum dikuatkan oleh seorang ahli pengembangan diri, Dale Carnegie. Dalam bukunya yang berjudul “Bagaimana Anda Mendapatkan Teman dan Mempengaruhi Manusia” ia memberi catatan khusus tentang tersenyum.
“Wajah merupakan cermin yang tepat bagi perasaan hati seseorang. Wajah yang ceria, penuh senyuman alami, senyum tulus adalah sebaik-baik sarana memperoleh teman dan kerja sama dengan pihak lain. Senyum lebih berharga dibanding sebuah pemberian yang dihadiahkan seorang pria. Dan lebih menarik dari lipstik dan bedak yang menempel di wajah seorang wanita. Senyum bukti cinta tulus dan persahabatan yang murni.”
“Ingatlah, bahwa senyum tidak membutuhkan biaya sedikitpun, bahkan membawa dampak yang luar biasa. Tidak akan menjadi miskin orang yang memberinya, justeru akan menambah kaya bagi orang yang mendapatkannya. Senyum juga tidak memerlukan waktu yang bertele-tele, namun membekas kekal dalam ingatan sampai akhir hayat. Tidak ada seorang fakir yang tidak memilikinya, dan tidak ada seorang kaya pun yang tidak membutuhkannya," demikian disampaikan Carnegie dalam buku tersebut.