Sahijab – Kita kerap mengucapkan Insya Allah (atau ditulis Insyaallah menurut KBBI) dengan ringan, ketika tak mampu menolak janji atau undangan. Padahal makna Insya Allah sangat dalam.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan masa yang akan datang sebaiknya dikaitkan dengan Insya Allah atau atas kehendak Allah. Mengucapkan Insya Allah adalah bentuk penyerahan diri kita pada Allah yang Maha Kuasa, sebab kita tak pernah tahu apa yang terjadi esok hari, bahkan apa yang terjadi dua menit ke depan dalam hidup kita.
Mengucapkan kata Insya Allah sesungguhnya bersumber dari perintah Al-Qur’an. Secara literal ia berarti “jika Allah menghendaki”. Ayat ini mengandung pendidikan bagi pengucapnya tentang pentingnya rendah hati. Tidak mengandalkan kemampuan pribadi karena ada kekuatan yang lebih besar dibanding diri kita sendiri.
Baca juga: Jangan Stress, Tips Ampuh Sembuh dari COVID-19
Itu sebabnya menyebut Insya Allah ketika berjanji untuk semua yang belum terjadi menjadi hal yang baiknya disertakan dengan perasaan rendah hati atas Maha Besar dan Maha Kuasanya Allah SWT.
Perintah atau anjuran mengucapkan insya Allah terdapat dalam Al Quran. Perintah ini turun ketika Rasulullah SAW memberikan janji pada orang Yahudi dengan sikap seolah-olah pasti. Lalu melalui surat Al Kahfi, Allah SWT menegur Rasulullah.
وَلاَتَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا
إِلآ أَن يَشَآءَ اللهُ وَاذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَى أَن يَهْدِيَنِي رَبِّي لأَقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا