“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44),.
Jadi, jika saat ini kita sedang bergelimang harta dan kemewahan atau mendapat tahta dan jabatan yang bergengsi, jangan tergesa mengatakan Alhamdulillah. Introspeksi lebih dulu sangat dianjurkan. Karena, apabila semua yang kita miliki itu didapat melalui cara yang buruk, seperti korupsi, hasil sogokan, dan cara-cara haram lainnya, itu bukan hal yang bisa disyukuri. Itu adalah hal yang perlu diwaspadai. Itulah istidraj.
Istidraj sangat berbahaya, dalam Al Quran, Allah SWT mengatakan akan menarik mereka dengan perlahan-lahan. Firman Allah dalam surah al-Qalam ayat 44-45. Artinya, “Maka serahkanlah (Ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Alquran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh.”
Dan Umar bin Khattab juga pernah berdoa, "“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu menjadi mustadraj (orang yang ditarik dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan).”
Mulai sekarang, kita bisa mengecek, apakah kekayaan yang kita miliki adalah karena cara yang baik atau cara yang maksiat. Jangan sampai kita bersyukur untuk kemewahan yang ternyata dari cara yang buruk.