Sahijab – Sudahkah kita bersyukur hari ini? Salah satu rasa syukur, kita hidup tidak sendirian, tetapi dianugerahi keluarga oleh Allah subhaanahu wa ta'ala. Sebagai bentuk rasa syukur, kita harus terus memperbaiki kualitas kehidupan keluarga kita, caranya dengan meneladani keluarga Nabi Shallallahu alaii wa sallam.
Tak diragukan, keteladanan Rasulullah dalam membina rumah tangga. Inilah yang menjadi panduan kita, untuk membangun keluarga sakinah, mawaddah, wa rohmah
Di medan perang, beliau adalah panglima perang pemberani dan tegas terhadap orang- orang kafir. Sementara itu, di rumah beliau adalah sosok yang romantis dan lembut terhadap istrinya, sebagaimana dituturkan oleh ummum mukminin Aisyah radhiyallahu anha: “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. At Tirmidzi)
Salah satu contohnya, seperti diungkapkan dalam berbagai riwayat, Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam biasa mencium istrinya saat hendak berangkat menunaikan sholat berjamaah di masjid. Dari Urwah dari Aisyah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium salah seorang istrinya, kemudian keluar untuk sholat dan beliau tidak berwudhu. (HR Abu Dawud , At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)
Baca juga: Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW Menurut Ustadz Adi Hidayat
Nah, untuk membangun keluarga sakinah, mawaddah, wa rohmah, ikuti jejak sunnah Nabi ini. Biasakan untuk mencium istrimu sebelum pergi ke masjid atau sebelum berangkat ke kantor atau ke masjid, Mudahkan? Tetapi, jika diniatkan ingin mengikuti sunnah nabi, ciuman itu akan mendatangkan pahala yang berlipat.
Ciuman itu juga bisa mendatangkan rahmat Allah, selain untuk istri atau suami tercinta, juga untuk anak-anak kita. Simak hadits ini: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium Al-Hasan bin ‘Ali, dan di sisi Nabi ada Al-Aqro’ bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka Al-Aqro’ berkata, “Aku punya 10 orang anak, tidak seorangpun dari mereka yang pernah kucium”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melihat kepada Al-‘Aqro’, lalu beliau berkata, “Barangsiapa yang tidak merahmati/menyayangi, maka ia tidak akan dirahmati.” (HR Al-
Bukhari dan Muslim)