Sahijab – Syaidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahuanhu merupakan sesupu Rasulullah shalallahu alaihi wassallam. Yang berarti, putra salah satu paman Nabi, yaitu Abu Thalib bin Abdul Mutholib.
Berusia lebih muda 30 tahun dari Rasulullah, Ali bin Abi Thalib hidup dalam pengasuhan Nabi shalallahu alaihi wassallam.
Sang ayah, Abu Thalib memiliki banyak keturunan. Namun, hidup dalam kekurangan ekonomi. Karena itulah, beberapa putra dan putri beliau dititipkan ke saudara-saudara, termasuk ke Nabi shalallahu akaihi wassallam, yang memilih Ali untuk berada di bawah pengasuhannya.
Baca juga: Ali bin Abi Thalib Ungkap Enam Kunci Meraih Surga
Sedari kecil, syaidina Ali hidup dengan kualitas pendidikan bersama Nabi Muhammad SAW, madrasah terbaik yang nantinya akan membawa pada karakter hebat ketika besar. Menjadi seorang yang cerdas, bertanggung jawab, dan mampu mengambil keputusan besar dengan bijak. Itulah sejati pendidikan Islam yang ditanam sejak dini.
Disebutkan dalam riwayat, Ali bin Abi Thalib memeluk Islam pada usia sekitar 8 - 10 tahun. Sebuah keputusan mandiri, dengan usia yang dini. Maka, saksikan bagaimana Hidayah Allah itu hadir tak pandang usia. Tentu, jika bukan atas didikan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.
Suatu hari, Ali Bin Abi Thalib Radiallahuanhu datang, dijumpainya Rasul dan khadijah sedang sholat. Tentu, ini gerakan aneh tidak pernah dijumpai di mana-mana di masyarakat Mekah, Ali bertanya begitu selesai sholat Nabi: "apa wahai Muhammad yang engkau lakukan?" Maka, Rasul mengatakan, "ini sholat namanya".