Sahijab – Sekarang diet banyak dilakukan bukan semata untuk mendapat berat badan ideal, tapi untuk kesehatan. Banyak metode diet yang bisa dilakukan, salah satu yang bisa kamu coba adalah intermitten fasting.
Intermitten fasting berbeda dengan diet pada umumnya yang biasanya membatasi makan. Intermitten fasting lebih pada mengatur kebiasaan makan. Dan berbeda dengan puasa pada umumnya, atau puasa yang kita kenal secara agama, intermitten fasting adalah pola puasa yang masih memberi jangka waktu untuk makan. Kamu tetap bisa makan apa saja, hanya waktunya dibatasi, selama beberapa jam. Selain itu, pada periode puasa di diet intermitten fasting, kamu masih bisa minum air putih.
Diet intermitten fasting saat ini mulai menjadi pilihan. Sebab, diet ini cenderung lebih mudah karena masih mengizinkan kita mengonsumsi makanan yang diinginkan. Tapi tetap ada periode berpuasa pada periode tertentu. Dikutip dari healthline.com, saat berpuasa, kadar gula darah dan insulin menurun secara signifikan sementara hormon pertumbuhan manusia meningkat drastis. Pola intermitten fasting, atau puasa dalam jangka waktu tertentu banyak dilakukan untuk menurunkan berat badan, karena ini adalah cara yang sangat sederhana dan efektif untuk membatasi kalori dan membakar lemak.
Ada pula yang melakukannya untuk manfaat kesehatan metabolik, karena dapat meningkatkan berbagai faktor risiko dan penanda kesehatan. Ada juga beberapa bukti bahwa puasa intermiten dapat membantu Anda hidup lebih lama. Studi pada hewan pengerat menunjukkan bahwa hal itu dapat memperpanjang umur seefektif pembatasan kalori
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa intermitten fasting dapat membantu melindungi dari penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, kanker, penyakit Alzheimer, dan lainnya.
Berikut cara melakukan intermitten fasting seperti dikutip Sahijab dari medicalnewstoday.com. Ada beberapa pilihan yang bisa kamu lakukan:
Jika kamu memutuskan untuk melakukan intermitten fasting, kamu perlu mematuhi jendela puasa 12 jam setiap hari. Menurut beberapa peneliti, puasa selama 10-16 jam dapat menyebabkan tubuh mengubah simpanan lemaknya menjadi energi, yang melepaskan keton ke dalam aliran darah. Ini harus mendorong penurunan berat badan.
Jenis diet ini merupakan pilihan yang baik untuk pemula. Ini karena waktu puasa relatif kecil, puasa banyak terjadi saat tidur, dan orang tersebut dapat mengonsumsi jumlah kalori yang sama setiap hari. Cara termudah untuk menjalankan puasa 12 jam adalah dengan memasukkan periode tidur di jendela puasa.
Misalnya, kamu dapat memilih untuk berpuasa antara jam 7 malam dan jam 7 pagi. Jadi, kamu sudah menyelesaikan makan malam sebelum jam 7 malam. Kamu boleh makan lagi setelah jam 7 pagi. Jam tidur akan membuatmu lebih mudah menghadapi diet ini.
Metode ini disebut juga metode 16:8. Dengan metode ini, kamu hanya bisa makan selama 8 jam dalam sehari. Jadi, jika sudah melakukan puasa selama 12 jam tapi kamu tak mendapat manfaat apapun, cobalah menggunakan metode 16 jam berpuasa. Biasanya cara yang dilakukan adalah menyelesaikan makan pada jam 8 malam, lalu berpuasa hingga jam makan siang. Jadi pagi hari hingga makan siang hanya minum saja dan tidak makan apapun.
Sebuah penelitian pada tikus menemukan bahwa membatasi waktu makan hingga 8 jam melindungi mereka dari obesitas, peradangan, diabetes, dan penyakit hati, bahkan ketika mereka makan jumlah total kalori yang sama dengan tikus yang makan kapan pun mereka mau.
Disebut juga diet 5:2. Orang yang mengikuti diet 5: 2 mengonsumsi makanan sehat dalam jumlah standar selama 5 hari dan mengurangi asupan kalori pada 2 hari lainnya. Selama 2 hari puasa, pria umumnya mengonsumsi 600 kalori dan perempuan 500 kalori.
Biasanya, orang memisahkan hari-hari puasa mereka dalam seminggu. Misalnya, mereka berpuasa pada hari Senin dan Kamis dan makan secara normal pada hari-hari lainnya. Harus ada setidaknya 1 hari non-puasa di antara hari-hari puasa.
Ada penelitian terbatas tentang diet 5: 2, yang juga dikenal sebagai fast diet atau diet cepat. Sebuah studi yang melibatkan 107 wanita kelebihan berat badan atau obesitas menemukan bahwa membatasi kalori dua kali seminggu dan pembatasan kalori terus menerus menyebabkan penurunan berat badan yang serupa.
Studi tersebut juga menemukan bahwa diet ini mengurangi tingkat insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin di antara para partisipan. Sebuah studi skala kecil mengamati efek dari gaya puasa ini pada 23 wanita yang kelebihan berat badan. Selama satu siklus menstruasi, wanita kehilangan 4,8 persen berat badan mereka dan 8,0 persen dari total lemak tubuh mereka. Namun, pengukuran ini kembali normal untuk sebagian besar wanita setelah 5 hari makan normal.
Menurut Islam, diet ini bisa dilakukan dengan metode puasa Senin-Kamis.
Ada beberapa variasi dari rencana puasa alternatif, yang melibatkan puasa dua hari sekali. Bagi sebagian orang, puasa alternatif berarti sama sekali menghindari makanan padat pada hari-hari puasa, sementara orang lain mengizinkan hingga 500 kalori. Pada hari makan, orang sering memilih makan sebanyak yang mereka mau.
Satu studi melaporkan bahwa puasa alternatif efektif untuk menurunkan berat badan dan kesehatan jantung pada orang dewasa yang sehat dan kelebihan berat badan. Para peneliti menemukan bahwa 32 peserta kehilangan rata-rata 5,2 kilogram selama periode 12 minggu. Puasa selang-seling adalah bentuk puasa intermiten yang ekstrim, dan mungkin tidak cocok untuk pemula atau mereka yang memiliki kondisi medis tertentu. Mungkin juga sulit untuk mempertahankan puasa jenis ini dalam jangka panjang.
Dalam Islam, kita mengenal ini sebagai puasa Nabi Daud.
Puasa sepenuhnya selama 1 atau 2 hari seminggu, yang dikenal sebagai diet eat-stop-eat atau makan-berhenti-makan, melibatkan tidak mengonsumsi makanan selama 24 jam setiap kali melakukannya. Banyak orang berpuasa dengan metode ini dengan menerapkannya mulai dari sarapan hingga sarapan di esok harinya atau makan siang hingga makan siang di esok harinya. Jika kamu melakukan pola makan ini, kamu dapat minum air, teh, dan minuman bebas kalori lainnya selama masa puasa.
Setelah melalui puasa ini, maka kembali ke pola makan normal pada hari-hari non-puasa. Makan dengan cara ini mengurangi total asupan kalori seseorang tetapi tidak membatasi makanan tertentu yang dikonsumsi individu tersebut.
Tetapi puasa 24 jam dapat menjadi tantangan, dan dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala, atau mudah tersinggung. Banyak orang menemukan bahwa efek ini menjadi kurang ekstrim dari waktu ke waktu karena tubuh menyesuaikan dengan pola makan baru ini.
Orang bisa mendapatkan keuntungan dari mencoba puasa 12 jam atau 16 jam sebelum beralih ke puasa 24 jam.
Pendekatan fleksibel untuk puasa intermiten ini mungkin bagus untuk pemula. Diet metode ini dilakukan dengan melewatkan satu kali jam makan. Metode ini dilakukan dengan memutuskan makanan mana yang akan dilewati sesuai dengan tingkat kelaparan atau batasan waktu mereka. Namun, penting untuk mengonsumsi makanan sehat setiap kali makan.
Melewatkan makan kemungkinan paling berhasil saat individu memantau dan menanggapi sinyal lapar tubuh mereka. Pada dasarnya, orang yang menggunakan gaya puasa intermiten ini akan makan saat mereka lapar dan melewatkan makan saat tidak merasa lapar.
Diet ini bisa jadi terasa lebih alami bagi sebagian orang daripada metode puasa lainnya.
Warrior Diet adalah bentuk puasa intermiten yang relatif ekstrim. Diet warrior melibatkan makan sangat sedikit, biasanya hanya beberapa porsi buah dan sayuran mentah, selama jendela puasa 20 jam, kemudian makan satu kali makan besar di malam hari. Jendela makan biasanya hanya sekitar 4 jam.
Bentuk puasa ini mungkin terbaik untuk orang-orang yang telah mencoba bentuk puasa berselang lainnya. Pendukung Warrior Diet mengklaim bahwa manusia adalah pemakan nokturnal alami dan bahwa makan di malam hari memungkinkan tubuh memperoleh nutrisi sesuai dengan ritme sirkadiannya.
Selama fase makan 4 jam, orang harus memastikan bahwa mereka mengonsumsi banyak sayuran, protein, dan lemak sehat. Mereka juga harus memasukkan beberapa karbohidrat. Meskipun dimungkinkan untuk makan beberapa makanan selama periode puasa, namun tetap sulit untuk mematuhi pedoman ketat tentang kapan dan apa yang harus dimakan dalam jangka panjang. Juga, beberapa orang berjuang dengan makan makanan yang begitu banyak menjelang waktu tidur.
Risiko dari orang yang menjalani diet ini tidak akan makan cukup nutrisi, seperti serat. Metode ini disebut dapat meningkatkan risiko kanker dan berdampak buruk pada kesehatan pencernaan dan kekebalan tubuh.
Nah, itu tujuh metode diet intermitten fasting. Hijabers bisa memilih, mana yang paling cocok. Selamat mencoba.