Sahijab – Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, ada tiga orang yang tidak akan dilihat Allah pada hari akhir kelak. Salah satunya adalah dayyuts, yaitu seorang suami atau kepala rumah tangga yang tidak memiliki rasa cemburu terhadap istrinya.
Dalam hadits Rasulullah SAW, telah bersabda:
“Tiga golongan manusia yang Allah Tabaraka wa Ta’ala mengharamkan surga bagi mereka, yaitu pecandu khamr, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan dayyuts yang membiarkan kefasikan dan kefajiran dalam keluarganya.” (HR.Ahmad)
Baca juga: 7 Kriteria Suami Idaman Menurut Islam yang Harus Diketahui
Islam memberikan perhatian yang cukup besar terhadap pendidikan keluarga, hal ini merupakan bagian dari kesempurnaan dan kemuliaan ajaran Islam. Kebaikan dan kerukunan rumah tangga kaum muslimin, mencerminkan kesolehan kepemimpinan suatu tatanan keluarga, sehingga visi dan misi mewujudkan rumah tangga yang sakinah (tenteram), mawadah (rasa kasih sayang), dan rahma (rasa cinta) tercapai menjadi sebuah kenyataan.
Kedudukan seorang suami di dalam rumah tangganya, seperti dikutip Sahijab dari laman Kementerian Agama wilayah Provinsi Jawa Barat, adalah menjadi pemimpin yang memiliki kewajiban untuk memberi nafkah lahir dan bathin. Suami juga memiliki tanggung jawab untuk menjadi pelindung, pengayom, pembimbing, serta teladan bagi istri dan anaknya. Kewajiban suami, bukan hanya sebatas memberi nafkah lahir dan bathin, lalu ia mengabaikan kebaikan agama di tengah-tengah keluarganya. Bila hal ini terjadi, ia termasuk seorang suami “Dayyuts”.
Al-imam Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu (tahun 773-852 H) menjelaskan bahwa makna Ad-dayyuts adalah seorang suami atau bapak yang membiarkan terjadinya perbuatan buruk di dalam keluarganya (Kitab Fathul Baari, jilid 10 hal 406).
Dalam Kamus Al-mu’jam Al-Wasith disebutkan bahwa Dayyuts adalah para lelaki yang menjadi pemimpin untuk keluarganya dan ia tidak punya rasa cemburu, serta tidak punya rasa malu. Yang dimaksud dengan tidak punya rasa cemburu dari suami adalah membiarkan keluarganya bermaksiat, tanpa mau mengingatkan. Bila terdapat seorang suami atau seorang ayah yang membiarkan keluarganya tidak mau mendirikan sholat fardhu lima waktu, membiarkan membuka auratnya ketika keluar rumah, membiarkan anak-anaknya yang sudah baligh dan berakal bergaul bebas, serta membiarkan kemaksiatan lainnya yang ia mengetahuinya tanpa mau mencegah maupun menasehatinya, maka termasuk ia seorang suami dayyuts.
Al-imam Adzahabi ra di dalam kitab Al-kaba’ir mendudukan suami addayuts, termasuk dosa besar ke-34. Sedangkan dosa besar itu akan membinasakan pelakunya dengan ancaman azab diharamkan baginya surga.
Sebuah haditt shahih riwayat Imam Bukhari :
Bahwa Abdullah bin Umar ra berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Imam (kepala negara) adalah pemimpin yg akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rumah tangga tsb.(HR.Bukhari)
“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka & selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS.At-Tahrim:6)
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah harta-harta dan anak-anak mu melalaikan kamu daripada memperingati Allah. Barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang2 yang rugi.” (QS.Al-Munafiqun:9).
Al-imam Ibnu Katsir rahimahullah (1301-1372 M) menafsirkan ayat ini makna “menjadi musuh bagimu” adalah melalaikan kamu dari melakukan amal shaleh dan bisa menjerumuskanmu ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah Ta’ala. (Kitab Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4 hal 482)
Belum terlambat bagi kita untuk terus berusaha memperbaiki diri dengan mengkaji dan memahami ajaran Islam, termasuk dalam hal rumah tangga, lalu mengamalkannya. Kemudian, berusaha kembali membimbing keluarga untuk menyelamatkan diri kita dan mereka dari azab api neraka. Semoga Allah SWT menjauhkan dari kita sifat suami Dayyuts.
Baca juga: Doa Istri untuk Suami