Sahijab – Berikut ini kisah anak Nabi Adam AS, Qabil dan Habil secara lengkap dan mudah dipahami.
Nabi Adam AS merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi untuk dijadikan seorang pemimpin atau khalifah. Dari tulang rusuk Nabi Adam, diciptakan Hawa. Pada awalnya mereka tinggal di surga dan segala kenikmatannya.
Tapi Nabi Adam AS dan Siti Hawa kemudian diturunkan ke bumi karena melanggar larangan Allah dengan memakan buah khuldi. Singkat cerita Nabi Adam AS dan Hawa diberikan keturunan oleh Allah SWT.
Dilansir dari beberapa sumber Adam dan Hawa setiap kali mengandung dilahirkan baginya dua orang anak yang terdiri atas anak laki-laki dan anak perempuan. Hawa melahirkan anak pertama Qabil dan saudara kembarnya bernama Iqlimiya yang berparas cantik. Lalu, Habil dan saudara kembarnya bernama Layudha yang memiliki paras kurang menarik.
Qabil dan Habil beserta saudara kembarnya tumbuh dewasa. Lalu, Allah SWT memperbolehkan dan mensyariatkan kepada Nabi Adam AS untuk menikahkan setiap putra putrinya dengan catatan bukan dari satu perut dengannya.
Namun, pada saat Nabi Adam hendak menikahkan Qabil dengan Layudha, dan Habil dengan Iqlimiya timbul sikap protes dari Qabil karena ia menolak dinikahkan dengan saudara kembar Habil, Layudha, karena parasnya yang kurang cantik.
Nabi Adam AS merasa bingung dan meminta pertolongan kepada Allah SWT dan dikabulkan. Allah SWT meminta pengorbanan setiap putra Nabi Adam AS, yang apabila pengorbanannya diterima maka akan mendapatkan keadilan disisi-Nya.
Qabil berkurban dengan hasil panen biji-bijian dengan kualitas yang buruk karena Qabil adalah seorang petani. Dia bahkan tidak memperdulikan apakah kurbannya akan diterima atau tidak oleh Allah, karena rasa sombong telah menguasai dirinya. Sedangkan saudaranya, Habil berkurban seekor binatang dan ada yang menyebutnya kambing atau utna terbaik karena ia adalah seorang peternak.
Setelah itu, Allah SWT hanya menerima kurban yang diberikan oleh Habil dan kelak binatang tersebut yang akan disembelih oleh Nabi Ibrahim AS. Itu tandanya, Habil yang akan menikahi Iqlimiya dan Qabil dengan Layudha. Qabil justru tidak terima dengan keputusan tersebut karena menikahi Layudha yang tidak memiliki paras cantik. Dengan penuh amarah, Qabil pun mendatangi Habil dan berkata “Aku akan membunuhmu, Aku tak mau melihatmu bahagia dengannya, sementara aku tak bahagia!” dan Habil menjawab “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa.”
Allah SWT berfirman dalam Al Quran surah Al Maidah ayat 27 yang artinya:
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil):"Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil:"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa." (QS. Al Maidah: 27)
Lalu, Qabil berkata pada dirinya sendiri “Malam ini aku pasti akan membunuhnya (Habil).” Qabil mengambil sebuah barang yang tajam dan mendekat ke arah Habil yang sedang tertidur lelap lalu melemparkannya dan mengenai kepala Habil, hingga saudaranya itu meninggal dunia.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang memulai perkara baik (yang disyariatkan) maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya sampai terjadinya hari kiamat. Dan barang siapa yang memulai perkara jelek maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengikutinya sampai terjadinya hari kiamat.” (HR. Muslim)
Setelah membunuh saudaranya, Qabil dilanda kebingungan. Dan ia melihat dua ekor burung gagak seperti dalam firman Allah dalam Al Quran surah Al Maidah yang artinya:
“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil ”Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini” Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.” (QS: Al Maidah: 31)
Kejadian ini merupakan kematian pertama yang terjadi di muka bumi dan kejahatan pertama yang dilakukan oleh manusia.
Wallahu A’lam